Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Efek Hujan Deras dan Banjir terhadap Kesehatan Jiwa

20 Januari 2022   23:06 Diperbarui: 22 Januari 2022   18:30 1791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hujan deras dan banjir. (Sumber: Annabel_P/Pixabay)

Sungguh, sejak banjir bandang pada 2020, saya memiliki rasa stres kelas berat yang muncul setiap kali hujan deras dimulai. Agak lebih ringan jika hujan deras terjadi pada pagi atau siang hari. Hari masih terang, sehingga masih bisa tampak dengan jelas.

Yang berabe kalau turun pada malam atau dini hari, di saat seharusnya kita tidur. Malam gelap, kalau ada air yang meningkat tingginya di jalan, akan sulit terlihat. Sudah pasti saya tidak akan bisa tidur saat hujan deras malam hari.

Kapan pun hujan deras itu turun, maka panik dan cemas pun ikut muncul. Tanda pertama yang saya alami adalah perut yang tiba-tiba terasa sangat mulas, sehingga saya harus (maaf) BAB. Kelar buang hajat, bukannya panik mereda, apalagi kalau hujan bertambah deras.

Badan saya akan gemetar. Memang, orang rumah tidak ada yang memperhatikan, karena rupanya saya adalah aktor ulung. Sesungguhnya saya sangat ketakutan. Saya tidak tahu harus berbuat apa, selain terus berdoa.

Oh iya, setiap kali hujan mulai, saya mulai komat-kamit mengucapkan doa agar hujan berhenti. Saya mendapatkannya dari seorang teman. Kadang, doa itu ampuh, kadang tidak. Allah yang Maha Mengatur. Jika Ia ingin hujan deras, ya hujan deraslah terus.

Isi doa itu adalah sebagai berikut:

"Allaahumma hawaalainaa wa laa 'alainaa. Allaahumma 'alal aakaami, wazh-zhiroobi, wa buthunil audiyati, wa manaabitisy-syajar."

Artinya:

"Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan yang merusak kami. Ya Allah, turunkanlah hujan di dataran tinggi, bukit, perut lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan." (HR Al-Bukhari 933 dan Muslim 897).

Doa tersebut dibaca saat hujan lebat dengan tujuan agar hujan berhenti. Saya tetap mengucapkannya, di dalam hati, ketika sedang berada di dalam toilet. Padahal, di dalam toilet dilarang untuk menyebutkan Allah. Tapi, saya tetap mengucapkan doa itu, tanpa henti, ketika hujan turun dengan lebat.

Selain berdoa, saya juga memaksakan diri untuk berpikir bahwa benda-benda di dalam rumah yang akan rusak akibat banjir hanyalah benda-benda belaka. Tidak lebih. Bisa diganti lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun