Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Efek Hujan Deras dan Banjir terhadap Kesehatan Jiwa

20 Januari 2022   23:06 Diperbarui: 22 Januari 2022   18:30 1791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hujan deras dan banjir. (Sumber: Annabel_P/Pixabay)

Ini gara-gara rumah kami terkena banjir pada 18 Januari 2022. Pertama kali banjir lagi, sejak Januari dan Februari 2020. Jadi, selama 2021, kami benar-benar bebas banjir. Dan, kami anggap rumah kami benar-benar sudah tidak akan terkena banjir lagi. Namun, ternyata tidak demikian.

Banjir 2022 tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan banjir 2020. Banjir 2020 sangat, sangat, sangat di luar dugaan kami. Biasanya, rumah kami kemasukan air hanya dari rembesan lantai. Namun, tidak demikian pada banjir bandang berurutan pada Januari dan Februari 2020.

Pada saat itu, lantai memang rembes seperti biasa, namun karena hujan deras yang terjadi lebih dari 10 jam kalau tidak salah (sungguh, saya tidak suka mengenang peristiwa buruk), air masuk ke rumah, meloncati tanggul yang kami pasang di setiap pintu. Alhasil, air yang biasanya hanya setinggi tidak sampai 5 cm, pada saat itu mencapai 1 meter di dalam rumah.

Paha saya sudah hilang tertutup air. Ketika harus ke jalan, tinggi air mencapai pinggang saya. Mama sampai harus berkali-kali diungsikan ke rumah tetangga, mereka menawarkan. Kebetulan rumah mereka berlantai dua. Rumah kami hanya satu lantainya.

Mama diangkut oleh tim SAR, yang kebetulan sedang patroli, dengan perahu karet untuk diungsikan ke rumah tetangga tersebut. Seumur-umur, saya belum pernah melihat banjir yang cukup tinggi untuk dilewati oleh perahu karet saat banjir di lingkungan rumah kami.

Sebagai orang yang sudah puluhan tahun selalu terkena banjir, kami sudah tahu bahwa 18 Januari lalu akan terjadi banjir. Ada sifat-sifat hujan yang pada akhirnya akan menyebabkan banjir.

Hujan deras, sangat deras, lalu waktu hujan yang lama, seperti tidak tahu kapan akan berhenti. Kami punya patokan di halaman rumah yang menjadi tanda bahwa banjir akan datang. 

Jika patokan itu belum dilewati dan hujan sudah berhenti, maka tidak akan ada banjir. Namun, jika patokan sudah dilewati dan hujan tidak ada tanda berhenti, maka siap-siaplah.

Sekali lagi, sebagai orang yang sudah puluhan tahun terkena banjir, menaikkan barang-barang yang semula tersembunyi di bawah tempat tidur dan tempat lain tiba-tiba terasa sangat mudah untuk dilakukan. Saya yakin itu akibat adrenalin dan juga sedikit panik.

Nah, saya ingin membahas rasa panik yang diakibatkan oleh hujan deras dan juga oleh banjir. Mungkin judul artikel ini seharusnya sebagai berikut: "Efek Hujan Deras dan Banjir terhadap Kesehatan Jiwa Saya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun