Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Efek Hujan Deras dan Banjir terhadap Kesehatan Jiwa

20 Januari 2022   23:06 Diperbarui: 22 Januari 2022   18:30 1791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hujan deras dan banjir. (Sumber: Annabel_P/Pixabay)

Plus, setiap kali kelar banjir, rumah kami sepertinya "lebih ringan" beberapa puluh kilogram. Itu berkat semua tumpukan sampah yang terbentuk saat membersihkan rumah. Happy thoughts!

Melalui sebuah artikel yang dirilis oleh Public Health England, "Flooding and mental health: Essential information for front-line responders", dikatakan bahwa stres dan panik yang disebabkan oleh hujan deras dan terutama oleh banjir sifatnya hanya sementara. Keduanya akan sirna sejalan seiring dengan berjalannya waktu.

Kalau pun akan datang hujan dan banjir lagi, maka mau tak mau akan bisa dihadapi, walau stres dan panik juga ikut muncul. Manusia itu kuat, tahan banting, dan pasti bisa mengatasinya, demikian kata artikel itu.

Well ya, karena itu artikel bikinan Inggris, mungkin saja mereka hanya mengalami banjir sekali-kali, tidak setiap awal tahun seperti yang dialami oleh orang Jakarta.

Oh iya, mereka juga menyebutkan kalau stres dan panik tak hilang juga, walau tak ada hujan tak ada banjir, maka dianjurkan untuk menemui dokter.

Huh, bukan saran yang buruk. Ah, tapi buat apa ya ke dokter gara-gara stres akibat banjir? Kayak kurang kerjaan aja. 

Masih banyak daerah lain di Jakarta yang kebanjiran, walau tak ada hujan turun. Mereka yang mengalami banjir kiriman dari waktu ke waktu. Bayangkan, seperti apa stres dan paniknya mereka, menanti banjir kiriman yang lantas merendam rumah.

Mungkin, manusia pada dasarnya memang kuat, baik fisik maupun mental. Sudah tahu daerah tempat tinggalnya selalu dilanda banjir, masih saja tinggal di sana. Saya juga demikian. 

Sudah tahu rumah satu lantai tidak lagi cocok untuk banjir-banjiran, mengapa juga tak ditinggikan menjadi berlantai dua. Ada yang mau menyumbang agar saya bisa meninggikan rumah? Satu miliar rupiah rasanya cukup. Hahaha.

Sungguh, artikel ini tidak ada apa-apanya. Hanya saya yang melantur, menulis saja tanpa ada pola. Pokoknya tentang banjir, hujan deras, dan saya panik.

Oh iya, satu lagi. Kami semua memiliki aplikasi yang dibuat oleh Badan Meteologi, Klimatologi, dan Geofisika, yaitu Info BMKG. Aplikasi itu, yang disebut sebagai "Multi-Hazard Early Warning System", berisi info tentang cuaca, iklim, dan gempa bumi di Indonesia. Lumayan real time.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun