Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Membaca untuk Kesehatan Fisik dan Mental

23 April 2022   18:03 Diperbarui: 24 April 2022   01:00 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagian koleksi buku (dokumentasi pribadi)

3. Mengurangi gejala depresi

Pernah merasa seperti tenggelam dan terhanyut dalam cerita ketika kita membaca suatu buku? Apalagi ketika isi buku tersebut terasa sangat relate dengan apa yang sedang kita alami. Percaya tidak percaya, membaca buku dapat membantu mengurangi gejala depresi yang dialami seseorang. 

Ketika seseorang berada dalam tekanan dan mengalami stres berkepanjangan, membaca buku bisa menjadi salah satu cara untuk mengolah dan mengatur emosi. 

Membaca bacaan yang memiliki korelasi dengan apa yang sedang dialami, dapat mengingatkan seseorang bahwa ia tidak sendirian. Tentu hal ini juga berkaitan dengan kedua manfaat yang telah saya tuliskan sebelumnya.

Sebagai informasi, kegiatan membaca buku bahkan sudah menjadi salah satu metode psikoterapetik untuk membantu pasien yang mengalami gangguan kesehatan mental seperti gangguan panik, kecemasan, gangguan post-traumatic stress, depresi berat, hingga skizofrenia. Metode ini dikenal dengan istilah Bibliotherapy (terapi membaca).

Bibliotherapy dilakukan dengan melibatkan praktisi perawatan kesehatan mental, guru, maupun pustakawan, dengan memberikan materi bacaan kepada pasien dan keluarganya yang berkaitan dengan gangguan yang dialami oleh pasien. 

Materi bacaan tentunya dipilih dengan sangat hati-hati. Bisa berupa buku bacaan fiksi, buku puisi, pengembangan diri, hingga self-help manual, atau program e-learning.

Bibliotherapy ini sebetulnya sudah dikenal sejak lama. Pada tahun 1850an, para dokter mulai mempertimbangkan Bibliotherapy sebagai salah satu cara untuk membantu rehabilitasi pasien yang mengalami gangguan kesehatan mental. 

Lalu ketika era di mana ilmu pengetahuan semakin berkembang, Bibliotherapy mulai diragukan validitas dan keefektifannya dalam merawat pasien. Hingga kemudian seorang pustakawan wanita asal Amerika Serikat, Sadie Peterson Delaney, berjuang dalam pekerjaannya mengenalkan metode Bibliotherapy yang ia definisikan sebagai "The treatment of patients through selected reading". Dalam memilih bacaan yang tepat untuk pasien, Sadie berkonsultasi dengan dokter dan staf medis lainnya.

Meski bukan menjadi metode terapi utama, sejumlah studi menunjukkan bahwa Bibliotherapy memberikan dampak positif bagi para pasien yang mengalami gangguan kesehatan mental.

Nah, kalau kamu sendiri pernah merasakan manfaat apa dari membaca buku? Cerita di kolom komentar ya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun