Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

[Resensi] Mengenal Tradisi Upacara Rambu Solo dari "Puya ke Puya"

13 Oktober 2021   07:00 Diperbarui: 13 Oktober 2021   07:02 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pentingnya mempersiapkan dana pensiun

Dalam buku ini dikisahkan bahwa meskipun keluarga Ralla adalah keluarga yang dihormati karena Rante Ralla adalah seorang ketua adat, mereka tidak memiliki cukup biaya untuk menyelenggarakan Rambu Solo sesuai tradisi suku mereka. Hal ini karena kebiasaan buruk Rante Ralla yang suka minum ballo (minuman keras khas Toraja) dan berjudi. Akibatnya ia tidak bisa meninggalkan cukup warisan bagi keluarganya, padahal ia tahu tradisi upacara kematian di suku Toraja membutuhkan biaya yang besar.

Saya jadi teringat ketika upacara Saurmatua Opung pada awal tahun 2020 lalu yang juga menghabiskan biaya ratusan juta, menurut cerita yang saya dengar dari keluarga, almarhum Opung ternyata sudah menyisihkan sebagian dana karena ia sadar acara pemakamannya nanti akan memakan biaya yang besar. Ia tidak ingin keturunannnya merasa terbebani.

Baca juga: Pemakaman Saurmatua yang Jauh dari Kesan Kesedihan

Memang tidak semua orang memiliki privilege untuk memperoleh penghasilan tetap dan menyisihkannya sebagian untuk ditabung. Dalam fenomena Generasi Sandwich pun, orangtua yang tidak mempersiapkan dana pensiun juga tidak bisa kita salahkan begitu saja, karena bisa jadi semua penghasilan yang diperolehnya dialokasikan untuk kebutuhan hidup keluarga.

Oleh sebab itu sebagai generasi muda saat ini, ada baiknya untuk mengurangi gaya hidup hedonisme dan mulai mempersiapkan dana pensiun supaya bisa menikmati masa tua nanti dengan tenang tanpa membebani generasi penerus.

Rekomendasi

Buku ini ditulis dalam empat bagian, dimana masing-masing bagian terdiri dari beberapa bab. Uniknya, penulis menuturkan ceritanya dari dua sisi kehidupan yakni sisi manusia yang hidup dan sisi roh Rante Ralla, Maria Ralla, dan leluhur.

Cara penulis memindahkan sudut pandang pun terbilang unik, tidak seperti novel-novel lainnya. Awalnya saya sempat merasa bingung, tapi nyatanya tidak terlalu sulit untuk mengikuti alurnya. Selain itu, alur ceritanya dibuat maju dan mundur sehingga pembaca akan mendapat beberapa plot twist yang tak terduga.

Satu hal yang penting, penulis menyelipkan pengetahuan budaya suku Toraja ke dalam cerita dengan sangat apik. Selain itu ia juga memposisikan tokoh Allu Ralla sebagai perwakilan pemikirannya yang modern dalam memandang suatu tradisi yang sudah ratusan tahun diturunkan oleh leluhur suku Toraja. Dengan demikian pembaca bisa memperoleh ilmu baru dan memahami budaya suku Toraja beserta konflik yang mungkin muncul karenanya, sekaligus berpikir kritis dengan mengajak pembaca merenungkan sisi misteri dan spiritual dari kehidupan di alam baka.

Jadi gimana, penasaran gak sama ceritanya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun