Mohon tunggu...
Konstan Aman
Konstan Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenal Tradisi "Julu" Daging Menjelang Hari Raya Paskah di Kampung

2 April 2024   08:59 Diperbarui: 2 April 2024   13:36 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Pemotongan Daging 'Julu' Babi Menjelang Hari Raya Paskah di Pacar, Manggarai Barat-NTT (Dokumentasi Pribadi)

Paskah sejatinya adalah perayaan sukacita yang mendalam khususnya bagi umat Nasrani. Kegembiraan paskah bersumber dari peristiwa kebangkitan sang Al-Masih dari alam maut. 

Untuk itulah, merayakan paskah berarti merayakan kemenangan. 

Ada begitu banyak model-model kegembiraan yang dirayakan yang sejatinya turut mewarnai situasi sukacita dari paskah itu sendiri.

Dan salah satu yang paling nampak adalah penyediaan kuliner khusus untuk perjamuan paskah. 

Untuk konteks kami (umat Nasrani) di wilayah Manggarai, Flores-NTT, paskah sangat identik dengan "julu" daging.

Untuk diketahui, "julu" daging merupakan salah satu model pemasaran daging yang bersifat kolektif (kebersamaan). 

Secara etimologis, "julu" merupakan bahasa daerah Manggarai yang kalau di Indonesiakan kira-kira bergotong royong atau komunitas atau juga kebersamaan.

Babi dan kerbau adalah dua jenis hewan yang selalu disiapkan sebagai kurban untuk julu.

Sedangkan untuk takaran nilai rupiah dari daging yang siap diedarkan tersebut biasanya per-ikat dengan porsi yang sama dan seimbang dengan pasokan harga satu ikatnya biasanya Rp. 100.000. 

Besar dan kecilnya nilai rupiah yang didapatkan dari setiap potongan daging yang didapatkan itu tergantung dari kondisi posturnya, yakni bila semakin besar, sehat, dan gumpal ukuran bodinya tentu semakin banyak pula akumulasi rupiah yang akan didapat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun