Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Seorang Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenal Cara Penyambutan Tamu di Acara Rambu Solo' Suku Toraja

13 Maret 2024   14:24 Diperbarui: 15 Maret 2024   03:08 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu gerbang acara Rambu Solo' di Toraja Utara. (Sumber: dokumentasi pribadi.)

Rambu Solo' adalah sebuah prosesi sekaligus upacara penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal dalam lingkup suku Toraja.

Dalam prosesi Rambu Solo', terdapat acara penerimaan tamu (mantarima tamu). Biasanya berlangsung selama 2-3 hari sejak selesainya sesi acara ma'pasonglo'. 

Ini adalah tradisi dalam balutan budaya Toraja yang masih bertahan hingga kini. Tradisi penyambutan tamu dengan bahasa sastra lisan Toraja diperuntukkan bagi prosesi upacara kematian keturunan bangsawan Toraja.


Kenaikan dari acara mantarima tamu adalah adanya nyanyian khas dan bahasa sastra lisan Toraja yang disampaikan oleh seorang pemandu acara yang disebut gora-gora tongkon. 

Tidak semua orang Toraja bisa menjadi gora-gora tongkon yang bisa menyampaikan bahasa sastra lisan Toraja. Hanya orang-orang tertentu saja yang mampu. 

Dalam penyambutan tamu yang datang melayat (tongkon) untaian bahasa pemyambutan yang disampaikan bervariasi. Jika tamu yang datang adalah bangsawan dan memiliki jabatan tinggi, maka bahasa penyambutannya pun bernilai tinggi. 

Demikian halnya jika tamu tersebut membawa kerbau. Bahasa yang disampaikan yang dikenal dengan singgi' berbeda dengan bahasa yang ditujukan untuk tamu secara umum.

Pada intinya, bahasa penyambutan dalam bahasa sastra lisan Toraja diartikan sebagai sebuah penghormatan kepada para tamu. Oya, tamu yang datang melayat membawa nama rumpun keluarga tertentu. 

Nama rumpun inilah yang disebut oleh gora-gora tongkon disertai dengan serangkaian bahasa sastra lisan Toraja. 

Bahasa sastra lisan ini memuat sanjungan untuk nama kampung/daerah, silsilah keluarga dalam tongkonan dan seringkali pula memuat jabatan birokrasi dan politik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun