Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kemanapun Kupergi, Onan Runggu Kan Kurindu

26 September 2021   07:00 Diperbarui: 26 September 2021   14:02 1426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelabuhan Onan Runggu (Dokumentasi pribadi)

Tugu Samosir di dekat Pelabuhan Onan Runggu (Dokumentasi pribadi)
Tugu Samosir di dekat Pelabuhan Onan Runggu (Dokumentasi pribadi)

Pembangunan Tugu (Tambak) dan proses pemasukkan holi-holi (tulang belulang) leluhur ke dalam Tugu biasanya diadakan oleh para keluarga keturunan disertai dengan prosesi adat.

Boleh dibilang Tugu dalam budaya suku Batak merupakan kearifan lokal yang perlu dipertahankan karena bisa mempersatukan seluruh keturunan marga tertentu meski mereka tersebar di berbagai kota, provinsi, pulau, bahkan mancanegara. Mengapa begitu? Silakan baca artikelnya di bawah.

Baca juga: Makna Mendalam Dibalik Tradisi Mangokkal Holi dan Tugu Marga

Onan Runggu yang Ditinggalkan oleh Para Generasi Mudanya

Setelah Ompung Doli meninggal awal 2020 lalu, saya sempat berpikir apakah saya masih akan kembali ke Onan Runggu? Kira-kira seperti apa Onan Runggu di masa depan?

Well, meski saya tidak besar di Onan Runggu, tapi berdasarkan frekuensi saya datang ke tempat ini, sebetulnya saya tidak melihat banyak kemajuan di desa ini.

Meski bukan tergolong desa yang tertinggal karena penduduk di sana sudah lumayan melek teknologi, tapi kalau boleh jujur, bisa dibilang Onan Runggu merupakan desa yang sudah ditinggalkan oleh generasi mudanya.

Dari hasil diskusi ringan dengan orangtua, kaum muda di Onan Runggu lebih banyak yang pergi merantau ke kota untuk kehidupan yang lebih baik. Oleh sebab itu, saya pun melihat perkembangan ekonomi dan bisnis di Onan Runggu tidak banyak berkembang.

Mata pencaharian penduduknya masih seputar bercocok tanam, berjualan hasil bumi saat pekan (pasar di hari-hari tertentu), dan membuka kedai atau warung. Fasilitas pelayanan kesehatan pun masih terbatas.

Bagaimana dengan wisata? Well, hingga saat ini saya melihat Onan Runggu masih belum ke arah sana. Meski demikian, saya merasa Onan Runggu cukup memiliki potensi untuk mengembangkan pariwisata. Apalagi dengan akses transportasi yang kian mudah, seperti yang sudah saya terangkan di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun