Mohon tunggu...
Irma Susanti Irsyadi
Irma Susanti Irsyadi Mohon Tunggu... -

hanya seorang pecinta kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

"Bule" dan Persepsi (Sempit) Kita tentang Mereka

5 Desember 2017   06:59 Diperbarui: 19 Januari 2021   08:52 8000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Youtube Boldly

(Kok kaya liat film BF/bokep ya!)

Sahabat saya, sampai bingung mengapa komentar tersebut keluar. Padahal rombongan Jerman itu satupun tak ada yang berpakaian terbuka.

Ealah, rupanya referensi bule yang mereka tahu memang hanya dari tontonan mesum. Jadi begitu melihat "contoh" di depan mata, ya begitu itu.

Demikianlah.

Sebagian masyarakat kita memang masih sangat awam dengan orang asing, terutama ras kaukasian alias bule. Parahnya, terkadang mereka tak bisa membedakan mana realitas dan mana film Hollywood. Sehingga anggapan, "bule-pasti-suka-mabok-dan-hidupnya-bebas" adalah anggapan yang biasa.

Padahal bule pun sama dengan kita. Ada yang saleh, ada yang salah. Ada yang gaul, ada yang senang menyepi. Warna kulit dan bahasanya saja yang sering membuat orang gagal fokus.

Contoh paling ekstrem yang pernah saya temui adalah lewat postingan salah satu teman di FB. Ceritanya, teman ini memang bersuamikan seorang ekspatriat. Suatu hari, mereka duduk di sebuah tenda Soto di sebuah kota metropolitan. Di meja yang sama, duduk pula sekitar 10 orang lelaki, yang dari atribut dan pakaian yang mereka kenakan, jelas-jelas beragama tertentu. Dan setahu saya, si teman ini juga beragama yang sama.

Salah seorang lelaki itu tiba-tiba berujar,

"Enggak ada harganya cewek yang doyan kon**l bule sih..."

"Nyari yang gede ntar jadi kayu bakar di neraka," kata yang lainnya.

Mereka semua tertawa. Andaikan tidak ditahan oleh suaminya yang bule itu, mungkin teman saya ini akan langsung menumpahkan kuah soto yang panas ke wajah mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun