Mohon tunggu...
Irma Susanti Irsyadi
Irma Susanti Irsyadi Mohon Tunggu... -

hanya seorang pecinta kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

"Bule" dan Persepsi (Sempit) Kita tentang Mereka

5 Desember 2017   06:59 Diperbarui: 19 Januari 2021   08:52 7999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Youtube Boldly

Saat itu, saya ingat betul. Ada seorang anak lelaki yang berpidato soal jihad. Memang tema pidatonya adalah "The Role of Youth in Globalization" begitu deh. Si anak lelaki berpidato berapi-api mengenai kewajiban berjihad di jalan Allah, menumpas kezoliman dan bangsa kafir. Lucunya, setiap kali anak ini menyebut "kafir", kedua matanya akan melirik Adrian. Untung saja ia tidak menunjuk, jika iya, pasti akan saya tegur (saat itu saya menjadi MC). Agak grogi juga kondisi saat itu. Saya dan Evan, rekan ngemsi, sampai sering berpandang-pandangan. Bingung bersikap. Akhirnya kami mendiamkan, sebab takutnya jika ditegur, bisa jadi si anak akan berkilah, lirikannya ke dewan juri adalah kebetulan belaka. Selesai ia berpidato, diiringi tepuk tangan penonton, ia disambut gurunya dengan dua jempol tangan. Ya salaaaaam ...

Saat istirahat, Adrian berkomentar,

"I don't know what his problem is." Sambil menunjuk nama si anak dalam daftar peserta.

"Just ignore him," jawab saya, ikutan sebal.

Adrian tertawa. Setelahnya kami malah terlibat diskusi cukup menyenangkan mengenai agama dan kepercayaan, sambil menyantap konsumsi yang disediakan oleh panitia.

Saat mengantri wudhu, saya dicolek oleh seorang ibu panitia dari Depag.

"Neng, eta bule meni kersa nya emam sareng timbel," katanya

(Neng, itu bulenya kok mau ya makan sama timbel)

Saya tertawa dan bilang, Adrian sudah lama di Indonesia. Istrinya pun orang Indonesia. Tapi saya malas untuk menjelaskan bahwa "fenomena bule makan timbel itu biasa aja keuleus", bukan sesuatu yang uwow.

Seorang sahabat yang bekerja sebagai engineer, mengisahkan bahwa pada suatu hari datang serombongan orang Jerman (laki-laki dan perempuan) ke kantor tempat ia bekerja sama membuat mesin. Kafilah Jerman ini kemudian melakukan kunjungan ke bengkel tempat mesin dirakit. Seorang pegawai bengkel nyeletuk,

"Asa ningali film BF euy!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun