Medsos Pintu Ajaib Personal Brandingmu
Ditulis oleh Eko Irawan
Jika sekarang adalah Era '90an, proses personal Branding akan lebih panjang dan penuh Lika liku perjuangan. Bagi mereka yang masa remajanya di era '80an akhir atau '90an awal pasti mengalami suka dukanya. Sebuah pengalaman berharga yang akan terkenang sepanjang hayat.
Apa yang saya tulis berikut adalah dalam konteks kepenulisan. Jangankan tercapai tujuan upaya personal branding, jalannya saja sudah sangat panjang dan berat.
Majalah remaja era '90an adalah teman setia pada saat itu. Majalah adalah sumber informasi utama bagi para remaja saat itu untuk mengetahui tren terbaru, gosip artis, tips percintaan, fashion dan berbagai hal menarik lainnya. Tak semua anak mampu membeli majalah remaja yang beredar pada masa itu. Punya edisi terbaru saja bangganya luar biasa.
Majalah remaja saat itu, khususnya yang memiliki Rubrik Puisi dan Cerpen bagi saya pribadi adalah yang paling menarik. Majalah Gadis, Majalah Aneka Yess, Majalah Kawanku atau Majalah Hai menyediakan Ruang bagi pembaca untuk mengirimkan hasil karya sastra. Bagi saya saat itu, Â seorang anak kelas 1 SMP di tahun 1986 merupakan tantangan tersendiri. Cari mesin ketik, pinjam sana sini hingga akhirnya dibelikan sendiri oleh Alm. Nenek saya, telah memberikan cerita tersendiri bagaimana membangun proses personal branding melalui dunia kepenulisan. Hingga lulus SMA di Tahun 1992 saya terus berkirim puisi dan Sastra ke majalah majalah remaja saat itu dan memang tak ada satupun karya yang pernah diterbitkan. Saya memang kecewa, tapi saya sadar, gaya bahasa yang dibutuhkan memang harus teenlit sesuai jamannya. Saya pernah kecanduan Cerita Lupus atau Catatan Si Boy dan kemampuan saya meniru style tulisannya memang tak bisa menandinginya.
Media memang alat bantu yang efektif membantu personal branding terbangun sesuai hasil dari jejak karya kita disana. Walau hampir 6 tahun dimasa antara 1986 hingga 1992 kurang lebih saya menulis 600 judul puisi dan cerpen, namun semuanya tak pernah terbit di media. Sayang ada musibah yang membuat karya ketikan dan goresan pena itu pada akhirnya hancur karena kamar yang saya tinggali kebanjiran dan atap plafon kamar runtuh karena daya dukung rumah tua yang dimakan usia. Apa daya sekarang tinggal memori cerita bahwa proses personal branding dalam dunia kepenulisan di masa yang lampau itu penuh perjuangan. Kurangnya komunikasi dengan mereka yang punya pengalaman juga sangat minim. Saya pernah bersurat pada Hilman sebagai penulis Lupus, saya berharap ada sedikit tips dan trik kepenulisan yang bisa saya kembangkan saat itu, ternyata juga tidak pernah terbalaskan. Bahkan sampai beliau meninggal. Padahal saya sebagai anak sekolah, rela menukar uang saku naik angkot diganti jalan kaki untuk menabung, demi bisa membeli Seri Seri Novel terbaru Lupus di toko buku gramedia. Bagi saya keberadaan Toko buku saat itu bagai mengunjungi sebuah taman rekreasi yang indah. Seperti inilah sekelumit cerita membangun personal branding agar kita dikenal sebagai penulis pada masa tersebut. Bagaimana dengan Sekarang ?
Medsos Pintu Ajaibnya
Pernah nonton film kartun Doraemon yang diputar tiap Minggu pagi di era '90an ? Dalam film kartun tersebut ada cerita tentang pintu ajaib. Adakah pintu seperti itu didunia nyata ?
Ternyata apa yang jadi dasar pemikiran Penulis Doraemon Fujiko F. Fujio. yang menggambarkan keberadaan pintu ajaibnya layak dimaknai.
Fujiko F. Fujio adalah nama pena dari Hiroshi Fujimoto. Ia menciptakan serial manga dan anime populer ini bersama dengan rekannya, Motoo Abiko, yang dikenal dengan nama pena Fujiko A. Fujio. Meskipun mereka awalnya bekerja sama di bawah nama pena "Fujiko Fujio", Fujimoto adalah pencipta utama Doraemon. Dan kartun Doraemon ini memberikan sangat banyak inspirasi dan perwujudan nyata pintu ajaib itu adalah medsos. Dalam konteks personal branding, perkembangan dunia medsos dewasa ini telah memberikan banyak surprise luar biasa.
Tentu banyak sisi baik yang positif atau sisi buruk yang negatif dari perkembangan medsos dewasa ini. Orang orang berhati culas banyak memanfaatkan medsos ini untuk tujuan tidak terpuji yang cenderung dimanfaatkan untuk tindak penipuan, kejahatan, hack atau hoax.