Puisi : Bincang dengan Dendang
(Seri Puisi Asmaraloka #108)
Ditulis oleh Eko Irawan
Apa dibaca,
Apa terbaca.
Apa ada yang susah payah cari.
Temukan tafsir.
Sungguh kini sibuk dengan dunia,
Dunia yang melelahkan.
Jangankan tersentuh Asmaraloka.
Sastra sudah jauh,
Jadi aneh dengan bait bait puisi.
Sungguh ini merekam,
Ini pesan.
Tapi apa masih dibutuhkan ?
Karena yang ditanyakan itu lain.
Apa ini, hanya aku sendiri.
Ini bukan pelarian,
Tak ditanyakan.
Bukan ini yang ditanya.
Puisi Asmaraloka tidak bisa buat beli beli.
Beli beras, beli gas,
Beli solusi, atasi lapar.
Tak bisa jawab...
Tagihan, tuntutan, kebutuhan.
Kini saatnya bincang, dengan Dendang.
Dengarkan, buktikan, pastikan.
Jika tertunda, jawab itu kapan,
Kepastian.
Janji sudah tidak relevan.
Ora jaman.
De Huize Sustaination, 12 Juni 2025
Ditulis untuk Seri Puisi Asmaraloka 108
Catatan Kaki
Apa puisi masih relevan dan mampu menjawab tuntutan jaman now? Puisi ini keresahan yang tidak menjawab dan tidak mampu menjawab. Jadi mari nikmati sisi lain yang masih bisa memaknai, walau sekarang dimana relevansi. Mari bincang dengan dendang
Baca Seri Puisi Asmaraloka lainnya, klik di link berikut :
https://www.kompasiana.com/tag/puisi-asmaraloka
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI