Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Curhat Saung Bambu (Seri Hari Hari Puisiku #53)

29 Juli 2022   16:26 Diperbarui: 29 Juli 2022   16:28 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari hari puisiku #53 dokpri

Waktu sudah jauh melaju. Masa depan sedang menunggu. Mau apa, dimulai sekarang. Tapi sekarang, tetap tak paham. Walau kau bilang sangat paham. Sungguh Aneh dan bodoh.

Curhat saung bambu. Jangan menunggu. Selesaikan demi waktu. Karena kita sudah terlalu lama terpaku. Membahas hal tak perlu. Kaburkan solusi, jadi mengejar hakekat semu.

Kunci utama, selesaikan dulu. Jika digantung, sampai kiamat juga palsu. Karena sibuk urusan semu. Hasilnya mengharu biru.

Kita melanggar aturan langit. Merekayasa hukum Illahi, jadinya pahit. Susah rejeki, hidup jadi sulit. Terperjara karma yang rumit.

Curhat saung bambu. Belum usai, karena egois. Tak mau disalahkan. Padahal itu menyiksa diri. Kita butuh masa depan, karena kalah menang sudah kadaluarsa. Haruskah hidup dipeluk derita.

Tentu kewarasan ini, menolak. Hidup bukan berpasrah, tapi berkiprah. Punya otak itu untuk temukan solusi, bukan memuja ilusi. Curhat saung bambu, final. Saatnya lembar baru dibuka. 

Wisata Gunung Tambuh, Lumajang, 24 Juli 2022 

ditulis oleh Eko Irawan, untuk Seri Hari Hari Puisiku #53

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun