Mohon tunggu...
Ira Uly Wijaya
Ira Uly Wijaya Mohon Tunggu... Penulis

You not alone, Allah be with you

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Batas Jeneponto

15 Juli 2022   15:46 Diperbarui: 15 Juli 2022   15:56 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu jangan khawatir Byeol. Ibumu akan pergi bersama Joon Woo. Oh ya nanti kamu pasti bahagia. Aku rasa kamu akan terbangun dari mimpi indah ini. Maksudku semua akan menjadi nyata."

"Hyura kamu ini dari pertama datang ke rumahku terus saja main teka-teki. Ayo cepat kamu ceritakan sekarang. Kamu mau aku jadi orang penasaran seperti ini? Tega banget lihat aku jadi seperti orang bodoh."

"Yaelah sabar dong sahabatku," ucapnya sembari mengemudikan mobil dengan laju yang agak perlahan.

***

2 Tahun Kemudian

Mawar merah yang katanya lambang cinta. Katanya juga penuh dengan makna kasih sayang. Kini baru dapat aku kecup wanginya dan suci cintanya yang memudar. Bahkan di saat-saat terakhir pertemuan itu, aku harus rela bahwa dia bukan milikku. Aku pun sadar bahwa dia itu banyak kegiatan yang tak dapat ditinggalkan. Aku pikir sih dia itu hanya laki-laki remaja yang baru tumbuh menjadi laki-laki dewasa. Ternyata dia kini adalah calon imamku. 

Banyak kelopak yang harus gugur di saat tiada air dan udara yang datang berkunjung. Merah merona yang katanya adalah sebuah ujian baginya kini pun harus terkurung dalam sebuah bingkai kerinduan. Waktu bukan untuk disesali saja. Sekedar basa-basi dia terus bergurau tentang betapa besarnya cinta yang ia simpan di relung sukmanya. Hatiku bahkan berkata ini adalah ujian. Ujian yang akan mengkokohkan cinta kami.

"Byeol apakah kamu tidak ingin shopping atau nonton di bioskop?" Ucap Hyura menatapku yang terpaku di depan cermin.

"Hyura sampai kapan dia terus bekerja di Jeneponto? Aku inikan tunangannya. Aku pun juga butuh dirinya. Apakah aku tidak penting baginya?"

"Kamu bicara apa sih. Dia itukan dokter. Wajar aja dia gak hubungi kamu."

"Apa yang membuatmu merasa setenang ini Hyura? Apakah kamu masih punya teka-teki lain yang belum dipecahkan? Rahasia apa lagi yang belum aku ketahui. Awalnya sih aku pikir aku bakalan ke Sulawesi Selatan bareng sama kalian. Eh ternyata kalian malah merencanakan pertunanganku tanpa sepengetahuanku. Kamu, Galin, dan Malik melanjutkan pendidikan S2 kalian di sana. Aku bukannya iri dan marah. Aku hanya benci dengan situasi yang memenjarakan aku seperti ini," ucapku dengan suara lirih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun