Mohon tunggu...
Ira Uly Wijaya
Ira Uly Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Penulis

You not alone, Allah be with you

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

The Bones

16 April 2022   14:23 Diperbarui: 16 April 2022   14:36 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

oleh Ira Uly Wijaya 

Sekarang usiaku tepat enam belas tahun. Ayah memberikan kamera digital lagi untukku di hari ulang tahunku. Ibuku sampai mengomel tiada henti melihat ayah yang terus-menerus memberikan aku kamera digital di setiap hari ulang tahunku. Namun ayah tak peduli dengan perkataan ibu. Aku sangat bahagia ayah memberikan aku kado yang aku suka. Ayah tahu bahwa aku sangat hobi fotografer makanya ia ingin aku terus menekuni hobiku itu.

"Adel cepat turun. Nanti sarapanmu dingin," ujar ibu berteriak.

Aku merapikan semua foto-foto yang berserak di kasurku. Kamera digitalku masih tergantung di leherku. Aku menuruni tangga dengan sigap. Tampak olehku kedua orang tuaku sedang menyantap sandwich. Sementara kedua adikku sedang meneguk susu coklat. Aku berlari mengambil bekal makananku dan meminum susu vanilaku tanpa jeda.

"Adel Adriana Sembiring," ujar ibu memanggil nama lengkapku dengan nada seriosa.

"Maaf bu. Aku udah telat," ujarku memandang ayah yang masih santai menikmati sandwich-nya.

"Baiklah nak. Kita berangkat sekarang. Ayo Auristela!" ujar ayah membawa sisa sandwichnya sambil tersenyum kepada ibu.

Aku dan Auristela mencium pipi ibu. Lalu kami berdua berjalan menyusul ayah yang sudah hampir sampai ke mobil. Ketika masuk ke dalam mobil aku melihat di seberang rumahku pemandangannya sangat indah. Aku tersenyum membayangkan diriku bisa mengambil foto pemandangan yang sangat indah itu.

"Aku akan ke sana sehabis pulang sekolah dan terakhir akan menjumpai Joshua" gumamku.

Setelah tiba di sekolah, Aku masuk ke kelasku yang terletak di depan perpustakaan. Ku letakkan tas ranselku di atas meja. Aku duduk di kursiku sambil membuka buku paketku.

"Hai Adel," ujar Ajeng berdiri dihadapanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun