Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote, Meredam Langit | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Sepatu Lusuh

15 Oktober 2025   08:08 Diperbarui: 19 Oktober 2025   15:38 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | Photo by Nguyễn Lâm/PEXELS

Aku ikuti Pak Budi ke rumahnya yang terletak di belakang pasar. Dia menyuruhku duduk di ruang tamu, lalu dia masuk ke dalam, tidak lama setelah itu dia membawa sebuah kotak dari dalam. Kotaknya agak besar berwarna cokelat.

"Ini... sepatu bekas anak Bapak. Masih bagus. Kebetulan ukurannya kayaknya pas sama kamu. Mau?"

Aku menatap kotak itu. Dadaku sesak. Antara malu atau harus berterima kasih. "Terima kasih, Pak. Tapi..."

"Tidak apa-apa, Nem. Anggap saja pinjam. Nanti kalau kamu sudah bisa beli sepatu baru, kembalikan saja sepatu ini. Bagaimana?"

Aku mengangguk. Air mataku jatuh. Pak Budi menepuk kepalaku pelan.

Hari itu aku pulang dengan membawa kotak sepatu. Aku tidak langsung pulang ke kontrakan. Aku jalan ke mall tempat Bapak kerja. Aku ingin menunjukkan sepatu ini padanya. Ingin melihat wajahnya senang.

Tapi setibanya di parkiran, aku melihat kerumunan orang. Ambulans. Juga ada polisi. Jantungku berdegup kencang. Aku berlari mendekat.

"Ada apa?" tanyaku pada seorang satpam.

"Tukang parkir kecelakaan, Dek. Tertabrak motor."

Aku dorong kerumunan itu. Aku berusaha melihat siapa orang yang tertabrak. Aku panik. Aku berharap orang itu bukan Bapak!

Sorang laki-laki terbaring di aspal. Darah mengalir dari kepalanya. Matanya terpejam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun