Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Detektif Pensiun

30 November 2023   08:08 Diperbarui: 30 November 2023   08:23 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar oleh Omar Luis dari pexel.com

AKU sudah pensiun sebagai detektif sejak lima tahun yang lalu. Semenjak hari itu aku memutuskan untuk menghabiskan masa tuaku dengan berkeliling Eropa dengan mobil van kesayanganku. Rudolf, nama yang kusematkan pada van itu karena warnanya merah, ia selalu setia menemaniku kemana pun aku pergi. Sebagai mantan detektif tentu aku lebih menyukai kebebasan dan juga petualangan yang pernah aku rasakan dulu, dengan berkeliling Eropa aku dapat menghirup itu semua ditambah menikmati keindahan alam serta budaya Eropa. Namun sayangnya, ke mana pun aku pergi, aku selalu menemukan kasus-kasus aneh dan misterius yang membutuhkan bantuanku. Dari pencurian lukisan di Madrid, hingga pembunuhan di Stockholm, sepertinya aku tidak akan pernah kehabisan tantangan.

***

ROMA, saat ini, aku sedang berada di kota yang penuh dengan sejarah dan seni. Semenjak singgah di kota yang indah ini aku menginap di sebuah kampung karavan di pinggiran kota, dekat dengan sungai Tiber. Setiap sore aku berjalan-jalan di sekitar kota, melihat-lihat bangunan-bangunan tua, gereja-gereja, dan juga monumen-monumen, aku juga mencicipi makanan khas Italia, seperti pizza, pasta, dan gelato. Aku merasa hidupku sudah sempurna saat ini, setidaknya pada masa tuaku tanpa Lily.

Kami menikah ketika matahari telah lelah bersinar di pinggir pantai Santa Guilia di Perancis. Hanya ada Lily, aku dan pendeta Marcus. Kami saling mengikat janji untuk bersama saling memiliki dan menjaga dalam suka dan duka, kelimpahan dan kekurangan, sehat dan sakit hingga maut memisahkan.

"Aku mencintaimu Joshua," ucapnya saat itu. Manik mata indah itu menembus langsung ke hatiku, menyesap seluruh jiwaku ke dalam jiwamu.

"Aku sangat mencintaimu, Lily," balasku sambil menciumnya.

Pernikahan kami sangat sempurna, hari demi hari kami lalui bersama, hingga akhirnya Tuhan menjemputnya, tepat di hari ulang tahunku. Hari itu aku sudah membuat makan malam yang spesial untuk mai berdua, seharusnya ia tiba di rumah pukul tiga sore, dengan sebuah kado bersampul ungu. Berjam-jam kutunggu dengan sabar hingga akhirnya aku menyalakan televisi untuk mengusir rasa jenuhku. Malam itu baru kusadari Lily tidak akan pernah pulang untuk selamanya, pesawat yang membawanya dari Spanyol pulang ke Perancis mengalami kecelakaan.

Malam itu, aku mendapatkan sebuah hadiah yang paling istimewa dari Lily, cinta sejatiku.

***

SESUATU yang tidak terduga terjadi saat aku sedang dalam perjalanan kembali ke karavan setelah makan malam di sebuah restoran, aku melihat seorang pria berlari-lari di jalan dengan tas ransel di punggungnya, lalu aku juga mendengar suara sirene polisi dari kejauhan, naluriku segera menyadari, pria itu adalah seorang pencuri. Aku tidak tahu apa yang ia curi, tapi aku merasa ada sesuatu yang aneh dengan tas ranselnya itu. Terlihat menyembul seperti emas atau mungkin permata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun