Mohon tunggu...
Muhammad Isnaini IqbalAlfarisi
Muhammad Isnaini IqbalAlfarisi Mohon Tunggu... Mahasiswa - iqbal

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Munasabah Al-Qur'an

16 Agustus 2021   07:26 Diperbarui: 16 Agustus 2021   07:29 1205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

MUNASABAH AL-QUR'AN

Pendahuluan

           Al-Qur'an yang secara harfiah berarti "bacaan sempurna" merupakan suatu nama pilihan Allah yang begitu tepat, karena tiada suatu bacaan apa pun sejak manusia mengenal tulis baca. lima ribu tahun yang lalu yang dapat membandingi Al-qur'an al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia itu. Tiada bacaan semacam Al-Qur'an yang dibaca oleh ratusan juta orang yang tidak mengerti artinya dan atau tidak dapat menulis dengan aksaranya. Bahkan dihafal huruf demi huruf oleh orang dewasa, remaja dan anak-anak.

         Tiada bacaan seperti Al-Qur'an yang dipelajari bukan hanya susunan redaksi dan pemilihan kosa katannya, tetapi kandungannya yang tersurat, tersirat bahkan  sampai kepada kesan yang ditimbulkannya. Semua dituangkan dalam jutaan jilid buku, generasi demi generasi. Apa yang dituangkan dari sumber yang tak pernah kering itu, berbeda-beda sesuai dengan perbedaan kemampuan dan kecenderungan mereka, namun semua mengandung kebenaran. Al-Qur'an layaknya sebuah permata yang memancarkan cahaya yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang masing-masing.

          Al-Qur'an mempunyai sekian banyak fungsi diantaranya menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad SAW. Bukti kebenaran tersebut dikemukakan dalam tantangan yang sifatnya bertahap. Pertama, menantang siapapun yang meragukan untuk menyusun Al-Qur'an secara keseluruhan (baca Q.S Yusuf [52]:34); ketiga, menantang mereka untuk menyusun satu surah saj  semisal Al-Qur'an (QS. Yunus[10]:38); dan keempat, menantang mereka menyusun sesuatu seperti atau lebih kurang sama dengan satu surah dari Al-Qur'an (Q.S Al-Baqaarah [2]23)

          Orientalis H.A.R. Gibb pernah menulis bahwa:"Tiada seorang pun dalam seribu lima ratus tahun ini telah memainkan "alat" bernada nyaring yang demikian mampu dan berni, dan demikian luas getaran jiwa yang diakibatkannya, seperti yang dibaca Muhammad (Al-Qur'an)." Demikian terpana dalam AL-Qur'an keindahan bahasa, ketelitian, dan keseimbangannya, serta kemudahan pemahaman dan kehebatan kesan yang ditimbulkannya.

           Kitab suci Al-Qur'an yang diturunkan selama 22 tahun lebih beberapa bulan terdiri dari 114 surat dan 6.666 ayat (versi lain 6236) dan sekitar 78.000 kata, berisi berbagai petunjuk dan peraturan yang di syariatkan karena beberapa sebab dan hikmah yang bermacam-macam. Ayat-ayat yang diturunkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang membutuhkan. Susunan ayat-ayat dan surahnya ditertibkan sesuai dengan yang terdapat dalam lauhil mahfudh. Sehingga tampak adanya persesuaian antara ayat yang satu dengan ayat yang lain dan antara surah yang satu dengan surah yang lain.

            Ayat-ayat Al-Qur'an telah tersusun sebaik-baiknya berdasarkan petunjuk dari Allah SWT, sehingga pengertian tentang suatu ayat kurang dapat dipahami begitu saja tanpa mempelajari ayat-ayat sebelumnya. Kelompok ayat yang satu tidak dapat dipisahkan dengan kelompok ayat berikutnya. Antara satu Ayat dengan ayat sebelum dan sesudahnya mempunyai hubungan yang erat dan kait mengait, merupakan mata rantai yang sambung berambung. Karena itu timbullah cabang dari Ulumul Qur'an yang khusus membahas persesuaian-persesuian tersebut, yang disebut dengan Ilmu Munasabah atau Ilmu Tanaasub al-Ayati Wa Suwari.

Pengertian Munasabah

             Secara etimlogi Munasabah berarti al-musyakalah (keserupaan) dan al-muqarabah (kedekatan). Ahmad Izzan mengartikan bahwa munasabah secara bahasa artinya cocok , patut atau sesuai, mendekati. Jika dikatakan bahwa A munasabah dengan B, berarti A mendekati atau menyerupai B. Dengan lain pekataan bahwa munasabah berarti persesuaian antara ayat/surah yang satu dengan ayat/surah yang sebelum atau sesudahnya.

              Ilmu Munasabah adalah ilmu yang menerangkan hubungan antar ayat/surah yang satu dengan ayat/surah yang lain. Karena itu, sebagian pengarang menamakan ilmu ini dengan "Ilmu Tanasubil Ayati Was Suwari," yang artinya juga sama, yaitu ilmu yang menjelaskan persesuaian antar ayat atau surah yang satu dengan ayat atau surah yang lain. Senada dengan itu Syadali mengatakan bahwa munasabah ialah ilmu yang menerangkan korelasi atau hubungan antara suatu ayat dengan ayat yang lain, baik yang ada di belakangnya atau ayat yang ada dimukanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun