Pernahkah kamu, sebagai seorang guru, orang tua, atau bahkan pelajar berhenti sejenak di tengah kesibukan rutinitas pendidikan dan bertanya:Â Mengapa kita mempelajari ini semua?, Apa hakikat dari ilmu yang kita kejar? dan untuk apa semua pengetahuan ini pada akhirnya? Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin terdengar berat dan njilimet, seolah hanya pantas di diskusikan di ruang=ruang kuliah filsafat yang hening. Namun, sesungguhnya, inilah jantung dari pendidikan itu sendiri.
Banyak dari kita terjebak dalam siklus transfer ilmu yang mekanis. Guru mengajar, murid mencatat, ujian datang, dan nilai pun keluar. proses ini berulang dari tahun ke tahun, dari generasi ke generasi. Kita sering begitu fokus pada apa yang harus di  ajarkan (kurikulum) dan bagaimana cara mengajarkannya (metode), sehingga kita lupa menanyakan menagapa-nya. Padahal, tanpa landasan  mengapa yang kokoh, pendidikan berisiko menjadi bangunan yang megah yang kosong, tanpa jiwa dan makna.
Di sinilah filsafat pendidikan hadir, bukan sebagai konsep atragulus yang mengawang-awang, tetapi sebagai kompas yang memberikan arah. Filsafat mengajak kita untuk tidak sekedar menjadi pelaksana, tetapi menjadi pemikir dalam dunia pendidikan. Tiga pilar utama dalam filsafat ilmu Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi yang menawarkan sebuah kerangka kerja yang luar biasa untuk membedah, memahami, dan akhirnya merancang sebuah proses pendidikan yang benar-benar bermakna dan transformatif. Kita harus mengetahui bagaimana ketiga pilar ini sejatinya sangat relevan dengan secarik LKS di tangan siswa atau diskusi hangat di ruang guru.
1. Ontologi: Bertanya Tentang Hakikat ----Apa---- dalam Pendidikan
Mari kita mulai dari yang paling dasar: Ontologi. Jangan takut dengan istilahnya. Secara sederhana, ontologi adalah cabang filsafat yang bertanya tentang hakikat dari sesuatu yang ada. Dalam dunia pendidikan, ontologi mengajak kita merenungkan: Apa sebenarnya hakikat dari pendidikan itu sendiri? Apa hakikat dari manusia (peserta didik dan pendidik)? Apa hakikat dari ilmu pengetahuan yang kita ajarkan?
Seperti yang dijelaskan dalam berbagai kajian, "ontologi adalah cabang dari ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat hidup tentang suatu keberadaan yang meliputi keberadaan segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada". Pertanyaan ontologis ini sangat fundamental karena jawaban kita akan menentukan seluruh arsitektur pendidikan yang kita bangun.
Coba kita renungkan sejenak:
- Apa hakikat siswa? Apakah ia seperti kendi kosong yang harus kita isi dengan sebanyak-banyaknya pengetahuan (pandangan tabula rasa)? Ataukah ia adalah benih dengan potensi unik yang tugas kita adalah menyediakan tanah yang subur agar ia bisa tumbuh maksimal (pandangan fitrah)? Jika kita meyakini yang pertama, model pembelajaran kita akan cenderung satu arah, didominasi ceramah dan hafalan. Sebaliknya, jika kita meyakini yang kedua, kita akan merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang memfasilitasi penemuan dan pengembangan bakat.
- Apa hakikat ilmu pengetahuan? Apakah ilmu itu sekumpulan fakta dan rumus mati yang harus dihafal? Ataukah ilmu adalah sebuah proses dinamis untuk memahami alam semesta, yang terus berkembang dan bahkan bisa dikoreksi? Pandangan pertama akan menghasilkan siswa yang tahu banyak hal tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Pandangan kedua akan melahirkan siswa yang kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah.
Dalam salah satu kajian disebutkan bahwa, "Ontologi dalam kajian pendidikan karakter lebih menekankan pada aspek hakikat keberadaan, yang dimaksud keberadaan di sini adalah keberadaan pendidikan karakter." Ini menegaskan bahwa sebelum kita merancang program pendidikan karakter, kita harus terlebih dahulu sepakat tentang hakikat karakter baik itu seperti apa. Tanpa pemahaman ontologis yang jernih, program yang kita jalankan hanya akan menjadi serangkaian aktivitas tanpa tujuan yang jelas.
Jadi, ontologi memaksa kita untuk jujur pada diri sendiri tentang asumsi-asumsi paling dasar yang kita pegang dalam pendidikan. Dari sinilah semua bermula.
2. Epistemologi: Menjelajahi ---Bagaimana--- Cara Kita Belajar dan Mengetahui