puisi kembali hari ini hehehehe~ Selamat berjumpa sahabat kompasianer dan reader~ Ingin membuat
Selamat membaca!
Seorang arkeolog menemukan sebuah artefak dibawah puing-puing kerajaan kuno. Ia kemudian membawanya ke ruangan penelitian di suatu universitas, lalu mengujinya dengan cek karbon. Kemudian secara tak sengaja, ia melihat goresan-goresan tulisan berbahasa kuno yang terdapat pada artefak. Karena pemahaman mendalam tentang bahasa kuno, sang arkeolog menulis ulang terjemahannya kedalam bahasa Indonesia.
Tidaklah langgeng suatu peradaban...
Jika tidak disertai dharma didalamnya...
Yang mengatur kesadaran tiap manusia...
Untuk mematuhi hukum yang ada...
Untuk bhakti dalam berkemanusiaan...
Untuk taat dalam berketuhanan...
Dan berpengetahuan ruhani yang kekal...
Maka apa yang terjadi jika dharma tidak ditegakkan?
Peradaban manusia ditelan zaman...
Kerajaan runtuh ditelan zaman...
Organisasi bubar ditelan zaman...
Kelompok bisnis bangkrut ditelan zaman...
Sudah banyak contoh kerajaan besar di dunia...
Walau kaya sumber daya, kekuasaan dan pasukan...
Namun tidak ada dharma didalamnya...
Lenyap dari muka bumi selamanya...
Mengapa?
Degradasi moralitas melanda...
Kerajaan besar membusuk dari dalam...
Hingga yang tersisa hanyalah artefak...
Bahwa kerajaan ini berkuasa sekian abad...
Tanpa ada penerus yang melanggengkan kuasanya...
Di zaman berikutnya...
Kini sang arkeolog telah mendapatkan pesan yang luar biasa. Ia segera menyurati Presiden. Akan keutamaan Dharma.
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 12 Agustus 2022.
Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never Die!