Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda asal Cimahi, Jawa Barat kelahiran 1 Mei 1994. Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Makna: Kelanggengan Peradaban

12 Agustus 2022   09:00 Diperbarui: 12 Agustus 2022   09:09 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat berjumpa sahabat kompasianer dan reader~ Ingin membuat puisi kembali hari ini hehehehe~ 

Selamat membaca!

Seorang arkeolog menemukan sebuah artefak dibawah puing-puing kerajaan kuno. Ia kemudian membawanya ke ruangan penelitian di suatu universitas, lalu mengujinya dengan cek karbon. Kemudian secara tak sengaja, ia melihat goresan-goresan tulisan berbahasa kuno yang terdapat pada artefak. Karena pemahaman mendalam tentang bahasa kuno, sang arkeolog menulis ulang terjemahannya kedalam bahasa Indonesia.

Tidaklah langgeng suatu peradaban...
Jika tidak disertai dharma didalamnya...
Yang mengatur kesadaran tiap manusia...
Untuk mematuhi hukum yang ada...
Untuk bhakti dalam berkemanusiaan...
Untuk taat dalam berketuhanan...
Dan berpengetahuan ruhani yang kekal...

Maka apa yang terjadi jika dharma tidak ditegakkan?
Peradaban manusia ditelan zaman...
Kerajaan runtuh ditelan zaman...
Organisasi bubar ditelan zaman...
Kelompok bisnis bangkrut ditelan zaman...

Sudah banyak contoh kerajaan besar di dunia...
Walau kaya sumber daya, kekuasaan dan pasukan...
Namun tidak ada dharma didalamnya...
Lenyap dari muka bumi selamanya...

Mengapa?

Degradasi moralitas melanda...
Kerajaan besar membusuk dari dalam...
Hingga yang tersisa hanyalah artefak...
Bahwa kerajaan ini berkuasa sekian abad...
Tanpa ada penerus yang melanggengkan kuasanya...
Di zaman berikutnya...

Kini sang arkeolog telah mendapatkan pesan yang luar biasa. Ia segera menyurati Presiden. Akan keutamaan Dharma.

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 12 Agustus 2022.

Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never Die!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun