Sejak 16 Maret 2020, masyarakat melaksanakan WFH (Work From Home). Sekolah dan kampus diliburkan. Pekerja kantoran bekerja dari rumah.Â
Para buruh banyak yang nganggur. Bahkan kemarin, mudik pun dilarang. Terhitung sampai hari ini, sudah seratus tiga hari hal ini berlangsung. Dan kita belum tahu kapan pandemi ini akan berakhir.
Banyak kerugian yang mungkin ditimbulkan baik  secara  individu, maupun kelompok. Meskipun banyak juga bantuan yang diberikan pemerintah, namun itu belum memadai.Â
Banyak penyalahgunaan dalam pendistribusian bantuan tersebut. Bantuan sosial tidak tepat sasaran. Di media sosial, bahkan beredar ungkapan sarkasme terhadap pemerintah desa atau perangkatnya. "kok kita ngga dapat bantuan ya jeng? Kan ketua RT nya bukan saudara kita" kalimat demikian, misalnya.
Daripada membahas ekonomi maupun politik, saya lebih suka melihat sisi yang lain. Lagipula, saya tidak terlalu paham dalam bidang-bidang tersebut.Â
Sebagai mahasiswa, saya lebih melirik proses belajar-mengajar dalam masa pandemi covid-19 ini. Saya merasakan sendiri, betapa semua serba daring.Â
Dimulai dari pendidikan anak usia dini, sebagai ganti sekolah anak-anak TK di desa saya diberi tugas untuk menonton TVRI pada jam tertentu. Dalam hal ini, saya sangat apresiasi terhadap satu chanel yang memberikan tayangan mendidik untuk anak usia sekolah hingga mahasiswa itu. Sekolah tempat saya belajar dulu, juga menggunakan laman sekolah untuk melaksanakan KBM.
Dalam realitas pelaksanakan kuliah dengan sistem daring, dosen memberikan materi pada mahasiswa berupa dokumen, audio, maupun video, kemudian mahasiswa diberi tugas yang banyak. Dengan ini, seolah-olah kuliah daring berganti menjadi tugas daring.
Dari berbagai tugas yang ada, sebagian mewajibkan praktik dengan segala keterbatasan. Kemudian, bagaimana dosen dapat melihat dan menilai praktik mahasiswa?Â
Yaitu dengan merekam praktik mahasiswa, mengunggahnya, kemudian memberikan tautannya kepada dosen. Tak jarang, kendala terbesar mahasiswa dalam tugas ini adalah saat mengunggah video dikarenakan susah sinyal di tempat tinggalnya.
Salah satu media yang menjadi sorotan untuk mngunggah video-video tersebut adalah youtube. Dalam masa pandemi covid-19, mahasiswa yang awalnya pasif dalam menggunakan media sharing youtube, menjadi aktif di masa ini, seperti saya.