Mohon tunggu...
Intan Rohmawati
Intan Rohmawati Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Suka membaca, tapi lebih suka makan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendadak Jadi Youtuber

27 Juni 2020   11:01 Diperbarui: 27 November 2021   10:45 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sejak 16 Maret 2020, masyarakat melaksanakan WFH (Work From Home). Sekolah dan kampus diliburkan. Pekerja kantoran bekerja dari rumah. 

Para buruh banyak yang nganggur. Bahkan kemarin, mudik pun dilarang. Terhitung sampai hari ini, sudah seratus tiga hari hal ini berlangsung. Dan kita belum tahu kapan pandemi ini akan berakhir.

Banyak kerugian yang mungkin ditimbulkan baik  secara  individu, maupun kelompok. Meskipun banyak juga bantuan yang diberikan pemerintah, namun itu belum memadai. 

Banyak penyalahgunaan dalam pendistribusian bantuan tersebut. Bantuan sosial tidak tepat sasaran. Di media sosial, bahkan beredar ungkapan sarkasme terhadap pemerintah desa atau perangkatnya. "kok kita ngga dapat bantuan ya jeng? Kan ketua RT nya bukan saudara kita" kalimat demikian, misalnya.

Daripada membahas ekonomi maupun politik, saya lebih suka melihat sisi yang lain. Lagipula, saya tidak terlalu paham dalam bidang-bidang tersebut. 

Sebagai mahasiswa, saya lebih melirik proses belajar-mengajar dalam masa pandemi covid-19 ini. Saya merasakan sendiri, betapa semua serba daring. 

Dimulai dari pendidikan anak usia dini, sebagai ganti sekolah anak-anak TK di desa saya diberi tugas untuk menonton TVRI pada jam tertentu. Dalam hal ini, saya sangat apresiasi terhadap satu chanel yang memberikan tayangan mendidik untuk anak usia sekolah hingga mahasiswa itu. Sekolah tempat saya belajar dulu, juga menggunakan laman sekolah untuk melaksanakan KBM.

Dalam realitas pelaksanakan kuliah dengan sistem daring, dosen memberikan materi pada mahasiswa berupa dokumen, audio, maupun video, kemudian mahasiswa diberi tugas yang banyak. Dengan ini, seolah-olah kuliah daring berganti menjadi tugas daring.

Dari berbagai tugas yang ada, sebagian mewajibkan praktik dengan segala keterbatasan. Kemudian, bagaimana dosen dapat melihat dan menilai praktik mahasiswa? 

Yaitu dengan merekam praktik mahasiswa, mengunggahnya, kemudian memberikan tautannya kepada dosen. Tak jarang, kendala terbesar mahasiswa dalam tugas ini adalah saat mengunggah video dikarenakan susah sinyal di tempat tinggalnya.

Salah satu media yang menjadi sorotan untuk mngunggah video-video tersebut adalah youtube. Dalam masa pandemi covid-19, mahasiswa yang awalnya pasif dalam menggunakan media sharing youtube, menjadi aktif di masa ini, seperti saya.

Tidak hanya sebagai media untuk mengumpulkan tugas, youtube juga menjadi media bagi dosen atau guru untuk memberikan materi. Dosen memberi intruksi pada mahasiswa untuk membuka tautan youtube ini dan itu. Guru merekam diri sendiri ketika menjelaskan pelajaran kemudian membagikannya pada siswa-siswinya.

Selain sebagai media untuk KBM, youtube juga digunakan untuk mengadakan berbagai macam acara, baik acara berskala kecil maupun acara berskala besar yang seharusnya dapat mengumpulkan massa yang sangat banyak. 

Seperti acara Halal Bihalal 1441 H Universitas Negeri Semarang yang berlangsung pada tanggal 28 Mei 2020. Siapa saja yang ingin menyaksikan acara, mau tidak mau harus menggunakan youtube. 

Hal ini  juga serupa dengan acara Doa dan Tahlil Bersama Ikamaru Mendunia dalam rangka memperingati HUT Pesantren Raudlatu Ulum yang ke-71 dan Haul Almaghfurullah KH. Suyuthi Abdul Qodir yang ke-42. Acara yang berlangsung pada kamis malam tanggal 25 Juni 2020 ini juga dilaksanakan secara daring melalui live streaming youtube.

Tercatat di aplikasi whatsapp saya terdapat 82 tautan youtube mulai dari tugas teman, materi kuliah, seminar nasional, vlog pribadi untuk mengisi kegabutan selama pandemi, dll. Tautan itu mulai masuk sejak tanggal 11 mei kemarin.

Selain youtube, penggunaan media yang melonjak secara signifikan yaitu aplikasi atau media telekonferensi, dimana para pengguna dalam jumlah banyak dapat saling melihat wajah satu sama lain. Media ini juga dapat digunakan dalam banyak hal, seperti proses belajar-mengajar, reuni, meeting dll.

Sekian, semoga dapat mejadi bahan bacaan yang bermanfaat. Saran dan kritik sangat diharapkan untuk perbaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun