Mohon tunggu...
ROHADAH
ROHADAH Mohon Tunggu... Blogger atau citizen journalist
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pemerhati kebijakan publik, penulis lepas dengan ketertarikan pada isu-isu sosial dan politik lokal. Menyuarakan dinamika Kabupaten Sampang, terutama saat kebijakan pemerintah tak berpihak pada rakyat. Menulis adalah ruang juang saya untuk menyampaikan kebenaran dan membela hak warga.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tragedi Demokrasi, Dekonstruksi Sistematis Penundaan Pilkades Sampang

12 Maret 2025   16:53 Diperbarui: 12 Maret 2025   16:53 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Tulisan Demokrasi Sampang terdegradasi (Sumber: canva)

3. Hak Atas Pemerintahan Legitimate

  • Hilangnya mekanisme akuntabilitas
  • Pengabaian prinsip pergantian kepemimpinan demokratis

Rekomendasi Strategis: Pemulihan Demokrasi

1. Advokasi Hukum

  • Judicial review regulasi
  • Pengujian konstitusionalitas SK
  • Membongkar mekanisme manipulatif

2. Gerakan Sosial

  • Penguatan kesadaran kritis
  • Pembentukan jaringan pemantau demokrasi
  • Pendidikan politik berbasis komunitas

3. Transformasi Kelembagaan

  • Reformasi mekanisme pemilihan
  • Pembatasan kewenangan diskresioner
  • Penguatan check and balances

Refleksi Filosofis: Krisis Demokrasi Lokal


Penundaan Pilkades Sampang lebih dari sekadar peristiwa administratif. Ia adalah:

  • Manifestasi krisis kedaulatan
  • Reduksi demokrasi menjadi prosedur kosong
  • Pengingkaran fundamental terhadap spirit kebangsaan

Penutup: Manifesto Pemulihan Demokrasi


Sampang bukan akhir, melainkan titik balik. Setiap penundaan adalah undangan untuk:

  • Melakukan perlawanan intelektual
  • Membangun kesadaran kritis
  • Mengembalikan kedaulatan rakyat

Catatan Fundamental: Demokrasi adalah proses abadi. Ia tidak diberikan, melainkan diperjuangkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun