Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tiga Mantra, Dua Makna, Satu Hakikat

23 November 2020   09:18 Diperbarui: 23 November 2020   09:26 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Benjamin Child on Unsplash.com

#1

Keheningan merambat seiring sirna cahaya, berhenti pada titik kegelapan malam.

Semesta memberikan ruang yang jernih, diantara waktu-waktu.

Hingga, 

tak ada kidung yang lebih syahdu, dari suara hati kita sendiri dalam lantunan doa.

#2

Tak ada cermin yang lebih besar dari hati kita sendiri, sayang.

Refleksi atas jiwa-jiwa yang mati pun tak lagi tersembunyi dalam-dalam.

Tunggu,

Tak perlu bergincu, kecantikan hanyalah angin yang membelai di pagi buta dan hilang di kala senja.

#3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun