Mohon tunggu...
Dede Sudiarto
Dede Sudiarto Mohon Tunggu... An Observer

Independent Research Consulting

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wisata dan Industri Halal: Peluang dan Tantangan di Banten

21 September 2025   00:34 Diperbarui: 21 September 2025   00:34 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dede Sudiarto - Bid.Wisata & Industri Halal FSPP BANTEN

Provinsi Banten tengah menunjukkan geliat pertumbuhan yang cukup signifikan dalam sektor pariwisata. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada Juni 2025 jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke Banten mencapai 5,35 juta perjalanan, meningkat sekitar 36,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kunjungan wisatawan mancanegara melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta pun tercatat sebanyak 236.013 orang, naik 4,44 persen dibandingkan tahun lalu. Angka ini menggambarkan bahwa Banten memiliki daya tarik wisata yang semakin kuat, baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara, sehingga sektor ini berpotensi menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi daerah.

Pada saat yang sama, pengembangan industri halal di Banten juga mendapatkan perhatian serius. Pemerintah daerah telah meluncurkan Kawasan Industri Halal Modern Cikande di atas lahan sekitar 500 hektar. Kawasan ini digadang-gadang sebagai pusat ekosistem produk halal, mulai dari makanan, minuman, kosmetik, hingga produk farmasi. Selain itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banten melalui UPTD PTSI juga telah memfasilitasi sertifikasi halal bagi para pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM). Pada tahun 2021, setidaknya ada 62 pelaku IKM yang sudah mendapat pendampingan untuk memperoleh sertifikat halal, sebuah langkah penting untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar nasional maupun internasional.

Potensi besar ini diperkuat dengan fakta bahwa pada tahun 2024 jumlah kunjungan wisatawan ke Banten menembus 22,4 juta jiwa, sebagian besar merupakan wisatawan domestik. Pola kunjungan wisata tersebut juga didominasi oleh aktivitas kuliner dan belanja. Hal ini menunjukkan bahwa wisatawan tidak hanya mencari keindahan alam, pantai, atau wisata religi, tetapi juga ingin merasakan pengalaman budaya melalui konsumsi produk lokal. Kondisi ini sangat relevan dengan pengembangan industri halal, karena sektor kuliner, fashion, dan kerajinan menjadi pintu masuk utama untuk mengintegrasikan pariwisata dengan ekosistem halal.

Namun, peluang besar ini tentu tidak terlepas dari tantangan. Standar halal dan sertifikasi produk di Banten masih belum merata, sehingga banyak produk lokal yang potensial belum memiliki sertifikat halal resmi. Kondisi ini dapat mengurangi kepercayaan wisatawan muslim, khususnya dari mancanegara, yang lebih selektif dalam memilih produk dan layanan. Selain itu, fasilitas pendukung pariwisata juga masih perlu ditingkatkan. Akses jalan, transportasi publik, parkir, fasilitas kebersihan, dan ruang ibadah yang nyaman menjadi bagian penting yang harus dipenuhi agar wisatawan merasa terlayani dengan baik.

Di sisi lain, branding dan promosi wisata Banten juga perlu diperkuat. Meskipun memiliki daya tarik wisata alam, religi, dan budaya yang kaya, Banten belum secara konsisten menempatkan dirinya sebagai destinasi wisata yang terintegrasi dengan industri halal. Padahal, kawasan lain di Indonesia seperti Lombok atau Aceh sudah lebih dahulu memasarkan diri sebagai destinasi ramah muslim. Tanpa kejelasan branding, Banten berpotensi tertinggal dalam persaingan menarik wisatawan muslim internasional yang jumlahnya terus meningkat.

Untuk menjawab peluang dan tantangan tersebut, diperlukan strategi komprehensif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah perlu memperluas program sertifikasi halal agar mudah dan murah diakses oleh pelaku usaha kecil dan menengah. Di sisi lain, pelaku industri pariwisata harus meningkatkan kualitas fasilitas wisata, mulai dari akomodasi, transportasi, hingga sanitasi. Kawasan Industri Halal di Cikande juga harus dikembangkan secara serius agar benar-benar menjadi pusat produksi halal berskala nasional maupun ekspor. Semua ini harus didukung dengan promosi terpadu yang menggabungkan aspek wisata alam, budaya, religi, dan produk halal melalui pemanfaatan media digital.

Secara keseluruhan, Banten memiliki potensi besar untuk menjadi pionir dalam menggabungkan wisata dengan industri halal. Basis pasar domestik yang kuat, objek wisata yang beragam, dan dukungan kebijakan pemerintah menjadi modal penting. Namun, realisasi potensi ini memerlukan sinergi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, komunitas, dan masyarakat. Dengan regulasi yang jelas, fasilitas yang memadai, sertifikasi yang merata, serta promosi yang konsisten, Banten bukan hanya dapat menjadi destinasi wisata populer, melainkan juga pusat industri halal yang kompetitif di kancah nasional maupun global.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun