Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Diplomasi Meja Makan ala Jokowi dan Tafsiran Pesannya

1 November 2023   05:15 Diperbarui: 1 November 2023   05:31 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diplomasi meja makan ala Jokowi dan tafsiran pesannya| ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Spt.

Saat minum kopi berdua, mereka berbicara banyak hal dan tampaknya orang itu mengerti dan tidak menjadi garang seperti sebelumnya.

Dari meja kopi itulah terjadi hal ini: Dari musuh gagasan akhirnya berubah menjadi sahabat yang bisa berbicara saran dan pesan.

Keajaiban diplomasi di Meja Makan ala Jokowi tentu saja sudah menjadi nyata. Pertama saya melihat gambar tentang Ganjar, Anies, dan Prabowo duduk satu meja bersama Jokowi, terasa teduh dan nyaman.

Diplomasi di Meja Makan dan Bahasa Simbol Jokowi

Tentu saja diplomasi ala Jokowi itu punya simbol yang unik dan menarik untuk dikaji lebih dalam. Ada beberapa hal penting yang bisa diangkat ke permukaan:

1. Duduk satu meja dan pesan damai

Ingatan kolektif masyarakat Indonesia tentu saja bisa dihubungkan dengan Konferensi Meja Bundar yang terjadi di Den Haag, Belanda pada tanggal 11 Desember 1949 dan 29 Januari 1950.


Diplomasi di meja pada saat itu ternyata punya tujuan mulia yakni untuk mengakhiri konflik antara Belanda dan Republik Indonesia.

Dalam arti tertentu, Jokowi melakukan diplomasi di meja makan itu dengan tujuan agar konflik kepentingan antara masing-masing pendukung capres dan cawapres bisa mengendalikan diri dan menjaga kesatuan bangsa ini.

Logikanya akan menjadi seperti ini: Jika calon pemimpin bangsa kita bisa duduk satu meja dan makan bersama di meja yang sama, maka seharusnya kita, para pendukung mereka, juga bisa duduk satu meja dan berbicara tentang kemajuan Indonesia yang ditawarkan oleh capres masing-masing.

2. Duduk satu meja dan kedekatan emosional

Secara fisik, ketika melihat tiga capres kita duduk bersama Jokowi, kesan yang muncul adalah bahwa mereka begitu dekat, bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara emosional.

Mereka memiliki perbedaan program yang bisa diukur, tetapi tentu saja jarak hati mereka begitu dekat, karena ketiganya sedang mempertahankan kelanjutan bangsa ini dengan cara dan gaya yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun