Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Malam Bahagia Tanpa Kekasih Jiwa

24 Desember 2021   04:46 Diperbarui: 24 Desember 2021   04:57 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumen Pribadi

Malam sunyi merenggut hati. Sepi menyusuri dinding-dinding rindu jumpa sang ayah dan ibu nun jauh di sana. Malam kenangan tentang waktu dulu, saat kita bersama dengan sukacita yang sederhana dalam gubuk bambu tua rapuh.

Malam membongkar sejuta rindu ingin kembali ke rahim sukacita bersama ayah, ibu dan semua saudara-saudariku. Malam saat aku melukis kandang hina di terangi cahaya biru.

Malam sebelum menyongsong Natal tahun 2021. Terkapar lelah karena rindu.  Malam dihimpit sukacita dalam nada-nada dering sang waktu.

Malam saat waktu menata kenangan begitu perlahan  larut tertidur dibuai lagu sunyi itu. Oh malam bahagia....aku terhibur karena percikan cahaya terpancar dari gelapnya ruangan itu.

Mengapa malam tidak mempertemukan aku dengan orang-orang yang ku kasihi? Sudah cukup pantang dari hari ke hari hingga malam pun kembali merayu hati.

Ingin sekali katakan damai sambil memegang tangan dan memeluknya erat. 

Oh malam....sampai kapan aku harus menunggu rindu itu tiba menyambutmu dalam ruang nyata.

Mimpi tak pernah mengubah malam jadi siang. Melodi sunyi juga tak sanggup.... Malam kau terlalu gelap hingga aku hanya bisa berharap ada percikan cahaya kecil datang.

Kaulah yang menerangi langkah dan jalanku. Cahaya kecilmu mengubah malam sunyi jadi malam bahagia buat semua. Terpesona cinta sang ibu yang pernah mengubah malam penuh gelisahku jadi damai dalam pangkuannya.

Dekapan sayang dengan gelora cinta yang membara mengubah dingin malam-malam itu jadi hangat penuh harapan. Aku jadi percaya, tiada malam yang tidak berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun