Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Inilah 3 Alasan Berhenti Merokok dan Dilema Seorang Pengusaha Rokok

9 Oktober 2021   02:08 Diperbarui: 9 Oktober 2021   17:08 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang 3 alasan berhenti merokok dan dilema seorang pengusaha rokok | Dokumen diambil dari: womenshealth.de

Ia berhenti merokok cuma karena tidak mau dianggap orang tidak cerdas. Dengan kata lain, ya, berhenti merokok karena ia ingin menjadi orang cerdas yang tidak mengeluh miskin dan susah padahal setiap hari menghabiskan uang.

Itulah cerita pertama berhenti menjadi pemadat karena perubahan cara pikir dan gaya hidup. Hidup itu ternyata tidak harus dibelenggu oleh cara-cara yang tidak cerdas, lalu kemudian hanya tertinggal penyesalan di hari yang akan datang. 

2. Berhenti merokok karena ingin hidup sesuai anjuran dokter

Umumnya perokok selalu punya uang sendiri untuk membeli rokok. Rasionalnya siapapun tidak bisa melarang mereka karena uang yang dipakai untuk membeli rokok itu bukan dari siapa-siapa, tetapi dari usaha atau kerja mereka sendiri.

Hak dan kebebasan seseorang selalu tetap lebih penting daripada rasa peduli orang lain. Saya merasa peduli dengan keadaan kesehatannya, tetapi saya tidak bisa melarangnya karena uang untuk kebutuhan rokok itu dari uangnya sendiri.

Itulah yang sering menjadi dilema antara keprihatinan di satu sisi, tetapi juga kebebasan pribadi seseorang pada sisi yang lainnya. Meskipun demikian, terkadang hak dan kebebasan berhenti tumbuh taringnya karena seseorang dalam keadaan sakit.

Jika dalam keadaan sakit, maka yang perlu didengar adalah apa kata seorang dokter yang sedang menangani seseorang. Ini kenyataan yang pernah saya saksikan sendiri, bahwa dalam situasi sulit itu, tidak banyak tutur dan protes lagi, selain hanya bisa menjawab ya pada permintaan dan larangan dokter.

Apalagi, jika dokter tahu dengan baik riwayat sakit pasiennya, di satu sisi pasiennya adalah seorang pemadat, tetapi di sisi lain pasien yang sama sedang juga menderita sakit paru-paru dan bahkan saluran kencing.

Saya pernah mendengar sendiri pertanyaan seorang dokter pada seorang pasien seperti ini, "Bapak ini sering merokok?" Pasien itu menjawab, "Ya saya merokok setiap hari." 

Kemudian dokter bertanya lagi, "apakah Anda juga minum kopi dan sering minum air?" Jawab pasien itu, "Benar sekali dokter, saya minum kopi, tetapi saya jarang sekali minum air, ya sedikit sekali."

Kata dokter selanjutnya, "Jika bapak mau sembuh, ya bapak harus berhenti merokok dan sering minum air." Diam-diam pria itu mengikuti anjuran dokter. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun