Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Inilah 3 Alasan Berhenti Merokok dan Dilema Seorang Pengusaha Rokok

9 Oktober 2021   02:08 Diperbarui: 9 Oktober 2021   17:08 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang 3 alasan berhenti merokok dan dilema seorang pengusaha rokok | Dokumen diambil dari: womenshealth.de

"Tentukan pilihan hidup Anda dengan melibatkan pertimbangan bahwa pilihan itu pasti membuat Anda sehat dan bahagia."

Tema pilihan Kompasiana tentang berhenti merokok seperti mengangkat kembali kisah-kisah masa lalu orang-orang yang berjuang supaya berhenti merokok. Merokok itu begitu mudah untuk memulainya, tetapi untuk mengakhirinya itu rasanya  sungguh sangat sulit.

"Gampang memulai, tetapi sulit untuk mengakhirinya", mungkin itu bisa menjadi petikan awal dalam narasi kecil tentang mereka yang pernah menjadi pemadat, tetapi berhenti merokok. Ya, tentu ada ragam cerita yang menjelaskan mengapa mereka bisa berhenti merokok.

Tulisan ini lebih merupakan sharing dan pesan praktis bagaimana pemadat berjuang berhenti merokok. Ada beberapa kisah yang bisa diulas dalam tulisan ini:

1. Berhenti merokok karena perhitungan untuk memperoleh sesuatu yang lebih besar

Saya pernah berjumpa dengan seorang pria yang sudah 20 tahun merokok. Di kala itu harga rokok surya 12 masih 10.000 per bungkus. Secara matematis bisa diandaikan seperti ini.

Jika ia merokok selama 20 tahun artinya, ia merokok selama 7. 200 hari. Sehari ia mengaku bisa menghabiskan 2 bungkus Surya 12. Itu berarti dalam setahun ia telah membuang uang sebesar 144.000.00,00.

Entahlah mengapa dia tiba-tiba sampai pada pemikiran matematis itu dan menghitung semua pengeluarannya. Waktu itu ia menyesal, bahkan mengatakan kepada dirinya terlalu konyol.

Katanya, "mestinya sekarang ini saya sudah punya sebuah mobil." Namun, yang ada cuma sebuah penyesalan demi penyesalan. Akan tetapi semuanya belum terlambat. 

Perhitungan itulah yang menyanggupinya berani mengambil keputusan untuk menjadi orang cerdas.  Ya, masa lalu yang tidak cerdas memperhitungkan semua sisi dari pilihan hobi dan pertemanan, sehingga menjerumuskan kepada situasi diri seorang pemadat telah disadari sebagai kenyataan tidak cerdas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun