"aku bertelor lagi mas"
"alhamdulilah, kan harusnya kamu senang lalu kenapa kamu malah menangis"
"aku menangis karena pasti sebentar lagi Surdi mengambil telor kita mas"
Dan benar saja, sambil bersiul siul gembira Surdi mengambil telor betina untuk kesekian kalinya. Betina hanya bisa meratap sedihÂ
Bulan berganti bulan, tahun pun berganti. Yang dirindukan Betina tidak kunjung hadir. Betina semakin sedih hatinya, karena dirundung kegelisahan, membuatnya menjadi malas makan dan akhirnya produksi telurnya pun berkurang.
Suatu hari betina tidak lagi bertelor "sayang kenapa kamu tidak bertelor lagi" tanya Jantan
"tidak, aku tidak akan bertelor lagi mas. Aku sudah memerintahkan tubuhku untuk berhenti bertelor. telor itu hadir sebagai wujud cinta kita mas. seharusnya dia hadir untuk kebahagian kita, untuk melanjutkan keturunan kita. bukan untuk perutnya Surdi dan keluarganya. aku sudah meminta Tuhan untuk menghentikan produksi telurku" kata betina dengan mata menahan tangis
"sayangku" hibur jantan memeluk betina. Hanya pelukan jantan yang bisa menenangkan emosinya, meredakan tangisnya dan menguatkan hatinya
"sayangku apapun keputusanmu, aku dukung. asalkan kita tetap bersama" kata jantan memeluk betina erat.
***
Betina tidak lagi bertelor, dan tingkah laku nya pun semakin aneh. Sering kali betina terdiam di atas tumpukan jerami, atau terkadang menjadi cerewet sekali, kotekan nyaringnya terdengar sepanjang hari tiada henti. Surdi heran dibuatnya. Tetapi yang Surdi khawatirkan adalah betina tidak lagi bertelor. Tidak ada lagi sarapan telor betina, hari hari Surdi ikutan lesu karena tidak ada telor Betina. Berbagai pangan ayam dari berbagai merk diberikan ke betina, sampai air minum betina ditetesin puluhan vitamin. tapi tetap saja betina tidak kunjung bertelur