Sajak Untuk Watohari
Di tanah Watohari aku dilahirkan dan dibesarkan
Bersama waktu dan kezaliman zaman iringi derap langkah
Di tempat ini aku menoreh harap, luka dan melukiskan kisah
Di kampung nan kecil tersemai suka ria belaka
Saat purnama telah berlalu
Jarak mulai menjauhÂ
Sejuk, nyaman dan damai semua seakan sirna
Tapi kesemuanya itu tak bisa dibiarkan begitu saja
Walaupun kadang ego menghadang
Tidak tergantikan Watohari tetap menjadi paras berhias mutiara
Kegembiraan sedikit mulai memudar
Percayalah, masih ada angin sepoi-sepoi yang menyejukkan
Terasa mengajari anak Watohari bertamasya ke halaman surga
Meraih cita, cinta tanpa pantang pada patah
Dan tak kenal lelah untuk menumpahkan egoisme
Bersatu dalam asa (gelekat) dan harapan suci kedepan
Watohariku iringi jalan penuh lika nan liku
Tajam, jurang dan berduri tebar kebencian
Namun, tanah kelahiran sejukkan jiwa raga muda-mudi yang kaku
Biaskanlah dengan panorama welas asihmu
Hingga terucap syukur di sujud terakhirku.
~kupang/10/06/21
~@bangpaji