Mohon tunggu...
Inho Rohi
Inho Rohi Mohon Tunggu... -

Bekerja di Jakarta dengan riset dan data. @inho_rohi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fitnah Fadli Zon Soal Revolusi Mental Jokowi

1 Juli 2014   04:30 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:03 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Fitnah Fadli Zon soal Revolusi Mental Jokowi

Bagi Prabowo, Fadli Zon pastilah aset sangat penting. Kalau dibaca penggambaran dirinya di Wikipedia, Fadli Zon seolah luar biasa. Ia adalah sekaligus ‘intelektual, penulis, budayawan, pengusaha dan politikus’.Gelar kesarjanaannya diperoleh dari Program Studi Rusia, Universitas Indonesia, sementara predikat Masternya diraih di London School of Economics and Political Science, Inggris.

Selama ini Fadli memang dikenal sebagai tokoh utama di belakang propaganda Prabowo.

Namun kali ini, Fadli melakukan kesalahan yang tergolong ‘bodoh’. Dalam rangka menghancurkan Jokowi, Fadli menyebarkan sebuah kabar yang dengan segera bisa dikenali kesalahannya.

Tatkala berlangsung keramaian soal video Ahmad Dhani yang dianggap fasis, Fadli berusaha mengalihkan perhatian dengan menyebarkan isu baru: Konsep Revolusi Mental yang dibawa dalam kampanye Jokowi adalah konsep Karl Marx, bapak komunis dunia.

Pada awalnya Fadli Zon menyebarkan twit yang mengatakan bahwa Karl Marx gunakan istilah 'Revolusi Mental' tahun 1869 dalam karyanya Eighteenth Brumaire of Louis Bonapartem (kesalahan penulisan Bonapartem diambil dari tweet Fadli Zon).

Lalu serial sebanyak empat cuitan tersebut merebak menjadi sebuah broadcast message panjang yang cepat beredar di masyarakat. Berikut kutipan lengkapnya:

Saatnya Kader-kader PKI Bicara!

Jargon dan istilah yang dipakai Jokowi-JK dalam debat capres beberapa hari lalu ternyata bukan istilah baru. Istilah Revolusi Mental pertama kali dipopulerkan oleh Bapak Sosialis-Komunis dunia yang bernama Karl Marx. Pemikirannya sangat banyak dipengaruhi oleh Filosofis Atheis Young Hegelian yang sangat terkenal di Berlin.

Bahkan Marx muda waktu itu aktif di perkumpulan Pemuda Hegelian yang merupakan kelompok Ekstrim kiri anti agama yang beranggotakan para dosen muda dan pemuda ekstrem kiri.

Istilah Revolusi Mental ini dibuat untuk program cuci otak dalam pengembangan faham sosialis komunis di kawasan Eropa yang kapitalis, karena agama yang dogmatis dianggap sebagai penghambat dalam pengembangan faham komunis.

Istilah Revolusi Mental juga dipakai oleh pendiri Partai Komunis China yang bernama Chen Duxiu bersama temannya yang bernama Li Dazhao sebagai doktrin dan cuci otak kepada para buruh dan petani dalam menentang kekaisaran China.

Di Indonesia istilah Revolusi Mental mulai dipakai oleh seorang pemuda asal Belitung yang bernama Ahmad Aidit, anak dari Abdullah Aidit, dan kemudian mengganti namanya menjadi Dipa Nusantara Aidit. Ketika ayahnya bertanya,”Kenapa namamu diganti?” Aidit menjawab,”Saatnya Revolusi Mental dimulai dengan mengganti hal-hal yang akan menghambat pergerakan, termasuk nama Ahmad yang berbau agama harus dibuang.

Dan setelahDN Aidit terpilih menjaid Ketua PKI, dia sukses menerapkan istilah Revolusi Mental kepada para kader PKI dan Ormas PKI lainnya seperti Pemuda Rakyat, Barisan Tani Indonesia, Gerwani, Sobsi, dan Lekra, yang dianggap simbol perlawanan kepada kaum feodalis.

Referensi: The Communist Manifesto by Karl Marx.

Banyak pihak menanggapi hal tersebut. Goenawan Mohamad dalam twitnya mengatakan,”Ada yg menuduh ‘Revolusi Mental’ anjuran Jokowi berasal dari Manifesto Komunis. Saya baca Manifesto Komunis, tak ada anjuran spt itu."

Tanggapan yang lebih ringan datang dari Pandji Pragiwaksono. “Bawa isu politik gagal, isu ras gagal, isu agama gagal juga, kalau akhirnya bawa-bawa PKI, itu mah udah desperate,” tulisnya.

Agak mengherankan memang, tapi kali ini Fadli dengan sangat ceroboh menampilkan diri sebagai ilmuwan penyebar fitnah. Mereka yang mengikuti pemikiran Marxpasti akan mengalami kesulitan menerima penjelasan Fadli, karena istilah revolusi Mental bukan konsep Marx.

Apa yang dikatakan Fadli Zon sama sekali tak berdasar.

Pertama, dalam buku berjudul Eighteenth Brumaire of Louis Bonaparte tersebut kata mental hanya muncul sebanyak tiga kali. Dua (2) kali muncul pada halaman tiga (3), dan sekali muncul di halaman 210. Dan dalam ketiga kemunculannya tak ada istilah Revolusi Mental.

Yang disebut sebagai istilah atau frasa Revolusi Mental tak ada di sana, pun dengan apa yang dimaksudkan sebagai alat cuci otak. Jadi dari mana Fadli Zon mengutip? Jika berdasarkan fitnah yang beredar, sumber istilah tersebut adalah The Communist Manifesto, yang ditulis oleh Karl Marx.

Dalam karya Marx tersebut, kata mental muncul sebanyak tiga (3) kali, pada halaman 9, 10, dan 81. Tapi itu bukan kata mental yang dimaksud, sebab kata mental yang muncul adalah penggalan dari kata ‘sentimentalism’ halaman 9, ‘sentimental’ halaman 10, dan ‘experimental’ di halaman 81. Kata revolusi muncul 41 kali, tapi lagi-lagi tak satupun yang terkait dengan istilah “Revolusi Mental”

Demikian juga dalam karya Karl Marx yang lain seperti Manifesto of the Communist Party dan Selected Essays, kata mental tak ditemukan di sana. Pada semua karya Marx tersebut kata revolusi hampir selalu merujuk pada Revolusi Prancis.

Nah, dalam buku The French Revolution karya Thomas Carlyle-pun tak ditemukan kata mental, apalagi istilah ‘Revolusi Mental’. Kita baru akan menemukan kata mental dalam buku The Psychology of Revolution karya Gustave Le Bon. Tak satupun akan memberi pengertian mengenai Revolusi Mental.

Jelas bahwa Fadli Zon hanya ingin tampak intelek dengan menampilkan kutipan tersebut.

Kedua, fitnah yang beredar itu pun mengandung banyak informasi yang sangat diragukan kesahihannya. Cerita tentang DN Aidit berganti nama itu dari mana sumbernya? Pasti bukan Manifesto Komunisnya Marx.

Begitu juga penjelasan Marx adalah pengikut Hegel. Justru, Marx tampil sebagai antitesa pemikiran Hegelian. Ia menjadi pengkritik utama logika Hegel.

Hal ini diterangkan apik oleh Priyo Budi Santoso dalam bukunya Birokrasi Pemerintah Orde Baru; Perspektif Kultural dan Struktural, halaman 16,”Marx melontarkan kritik terhadap pemikiran Hegel yang dianggap abstrak, yang hanya bermain dengan logika dan kemudian mau memaksakan kesimpulan-kesimpulan logika abstrak itu ke dalam kenyataan empiris. Menurut Marx, Hegel melakukan kesalahan metodologis. Seharusnya ide diperoleh dan diangkat dari kenyataan empiris, bukan sebaliknya.”

Jadi, baik tweet Fadli Zon maupun karangan fitnah yang beredar sama sekali tak berdasar. Pertanyaan selanjutnya adalah, dari mana kata Revolusi Mental Jokowi itu?

Ternyata ada sejumlah nama penting yang sebelum ini sudah mempopulerkanistilah itu. Pertama, Frederick Winslow Taylor (1856-1915), seorang pakar manajemen. Ia adalah intelektual Amerika yang menggagas Efficiency Movement untuk mendorong efisiensi di bidang industri.

Dalam bukunya The Principle of Scientific Management, Taylor fokus pada masalah mental attitude. Apa yang ia maksud dengan Revolusi Mental?Menurutnya, revolusi mental melibatkan perubahan perilaku pada kedua belah pihak, baik manajemen dan pekerja.

Kedua pihak tersebut harus mengubah cara pikir mereka, bahwa mereka saling membutuhkan. Manajemen harus berbagi keuntungan perusahaan kepada para pekerja, dan para pekerja wajib berkontribusi dengan segenap kemampuannya untuk mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. ”Mental revolution is a change in thinking on both the sides,” tuturnya.

Tokoh besar lain adalah bapak pendiri Indonesia: Soekarno! Menurut Soekarno, setelah revolusi fisik, membebaskan bangsa dari penjajahan, Indonesia harus masuk pada tahap kedua, yakni revolusi mental, untuk melanjutkan nation and character building.

“Kita juga dapat menamakan tahun 1949-1950 satu Tahun Kemenangan. Kita juga tidak dapat menyangkalnya dan tidak seorangpun mau menyangkalnya. Akan tetapi dapat segera saya tambahkan di sini, bahwa kemenangan tahun 1949 itu adalah satu kemenangan dari Revolusi phisik semata-mata, dan satu kemenangan yang kita peroleh dengan babak-belur, dédél-duwél, babak-bundas. Revolusi kita pada waktu itu belum meliputi Revolusi Mental. Belum berpijak kepada Manipol-USDEK! Revolusi kita pada waktu itu belum merupakan benar-benar satu Revolusi Multicomplex, yang meliputi Revolusi phisik, Revolusi mental, Revolusi sosial-ekonomis, Revolusi kebudayaan. Revolusi kita pada waktu itu boleh dikatakan semata-mata ditujukan kepada mengusir kekuasaan Belanda dari Indonesia.”

Ya, kata Revolusi Mental itu milik Soekarno. Kutipan tersebut diambil dari pidato hari proklamasi dengan tema “Tahun Kemenangan”,pada 17 Agustus 1962.Pada saat itulah berkumandang istilah “Revolusi Belum Selesai”.

Lantas, satu tokoh besar lain yang menggunakan istilah Revolusi mental adalah Mahatma Gandhi.Seperti dijelaskan ahli antopologi Universitas Indonesia jebolan Universitas Harvard, Bachtiar Alam, revolusi mental adalah konsep penting dalam pemikiran Gandhi yang merupakan bapak pendiri India dalam memperjuangkan kemerdekaan India dari penjajahan Inggris. Gandhi mengedepankan argumen bahwa kemerdekaan politik harus berdasarkan pada revolusi mental, yaitu perubahan total mental rakyat negara jajahan.


Jadi, terlihat jelas bahwa pernyataan Fadli tidak berdasar. Tentu saja yang dia inginkan adalah terbangunnya imej bahwa Jokowi adalah ancaman bagi Indonesia karena ia adalah seorang antek komunis.

Namun, apa yang dilakukannya justru menunjukkan betapa tidak masuk di akalnya tuduhan-tuduhan itu.

Susah untuk membayangkan bahwa Jokowi adalah agen konglomerat China, agen kapitalis Amerika, antek komunis-PKI yang dianggap atheis; sekaligusjuga antek banyak kepentingan agama (zionis yahudi, syah, kristen evangelis, dan katolik vatikan). Rasanya baru kali ini, sejak bumi dijadikan, ada tokoh yang merupakan agen dari banyak pihak.

Salam agen.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun