Mohon tunggu...
Kiki Handriyani
Kiki Handriyani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, Pegiat Literasi Digital, ibu dua anak.

Penulis freelance, Founder Blogger Mungil (Blogger Mungil), Kontributor di media online. Sudah menerbitkan beberapa buku. Buku solo terbit 2010 yaitu sebuah novel "Jadikan Aku Yang Pertama", kemudian buku antologi bisnis berturut-turut.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Revolusi Mental Kepemimpinan Digital

7 Maret 2024   11:43 Diperbarui: 7 Maret 2024   15:30 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatihan Kepemimpinan Nasional II di BPSDM Kemendagri - Foto Agus S

Salah satu isu menarik saat ini adalah soal kepemimpinan. Apalagi kalau dikaitkan Pemilu tentu kita sedang berproses mencari sosok figur pimpinan nasional, Presiden dan Wakil Presiden, Gubernur, Bupati dan Walikota. Begitu pada level tertentu, semisal Kepala Lembaga juga menjadi isu yang tak kalah menarik dalam lingkup internal lembaga tersebut. Dan di era saat ini saya melihatnya itu adalah  karena kita mengangkat kepemimpinan digital, karena kita sudah tercebur ke dalam samuderanya. Kita tahu perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sudah begitu tingginya, dunia serba digital. Semua lembaga organisasi apapun, mau tidak mau tidak mau juga pasti akan berhadapan dengan soal digitalisasi ini.

Berbicara tentang Kepemimpinan Digital ini disebutkan bahwa organisasi merupakan social system yang multi-layers. Mulai dari sistem yang terkecil, yaitu: individu, kemudian berkembang menjadi interpersonal relationship, menjadi grup, selanjutnya menjadi department atau division, akhirnya menjadi business unit, bahkan berkembang menjadi group of businesses. Semakin luas cakupan suatu sistem sosial, maka akan semakin strategis peranan struktur organisasi. Secara generik, struktur organisasi menciptakan posisi superior, dan subordinates. Posisi supervisor dapat berupa director, general manager, manager supervisor, atau pun team leader. Sedangkan, posisi subordinate dapat berupa anggota tim kerja staf fungsional, yang memiliki keahlian tertentu atau staf operasional yang memiliki beragam keahlian.

Definisi kepemimpinan ini mencakup hal-hal penting yang dapat menginspirasi orang lain dan bersiap melakukannya. Kepemimpinan efektif adalah didasarkan pada ide-ide (baik yang orisinal atau yang dipinjam), tetapi ide itu tidak akan terwujud tanpa dikomunikasikan kepada orang lain dengan cara melibatkan mereka untuk bertindak sebagaimana pemimpin inginkan. Sederhananya, pemimpin adalah inspirasi dan pengarah aksi. Dia adalah orang dalam kelompok yang memiliki kombinasi kepribadian dan keterampilan kepemimpinan yang membuat orang lain ingin mengikuti arahannya. Kepemimpinan adalah topik yang kompleks dan dapat dipelajari dengan berbagai cara yang membutuhkan definisi yang berbeda. Manajer adalah orang yang memiliki jabatan dan wewenang formal. Seorang pemimpin adalah mungkin seorang manajer atau bukan, tetapi dapat mempengaruhi orang lain. Menjadi pemimpin yang memegang posisi formal atau menjadi manajer adalah tidak wajib.

Saya setuju dengan pendapat Ward (2020) tentang Kepemimpinan ini. Ward mengatakan kepemimpinan adalah seni memotivasi sekelompok orang untuk bertindak menuju pencapaian tujuan bersama. Dalam lingkungan kerja di Perpustakaan Nasional, khususnya di Pusat Jasa Informasi dan Pengelolaan Naskah Nusantara (Pujasintara), karena Pujasintara ini merupakan salah satu pusat pelayanan publik, dimana out yang dicapai adalah banyak pemustaka, dan outcamenya itu adalah capaian kepuasan masyarakat terhadp pelayanannya, maka leadership ini haus mampu menumbuhkan motivasi yang kuat bagi SDM (pustakawan)-nya dalam melayani masyarakat, dan salah satu kecapakan yang harus di miliki oleh Pimpinan dan Pustakawan ini adalah kemampuan digital. Oleh karena itu kepimpinan digital ini sangat diperlukan dalam kelancaran organisasi yang menaungi pelayanan publik ini.

Agus Sutoyo - Foto Sendiri
Agus Sutoyo - Foto Sendiri

Dua dekade terakhir, para pemimpin organisasi telah menghadapi eskalasi seperti meningkatkan jangkauan global organisasi karena melakukan bisnis di luar batas-batas negara, dan secepat mungkin melakukan inovasi berbasis teknologi informasi. Pendekatan kepemimpinan konvensional menjadi tidak efektif untuk mengelola dan memimpin bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Kebutuhan mendesak untuk melampaui kepemimpinan konvensional dan menggunakan gaya kepemimpinan baru. Kepemimpinan berarti interaksi antara pemimpin dan pengikutnya di mana pemimpin membimbing dan mengawasi pengikutnya untuk melakukan pekerjaan. Jadi, kepemimpinan berarti memengaruhi orang- orang untuk bekerja mencapai tujuan organisasi, kelompok, atau mungkin juga tujuan pribadi pemimpin.

Pendekatan kepemimpinan yang digunakan oleh para pemimpin virtual, disebut e-leadership. Pemimpin virtual adalah pemimpin yang mengarahkan orang-orang dari jarak jauh untuk melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi. Mereka menggunakan teknologi baru untuk meningkatkan pekerjaan mereka, untuk menemukan model bisnis baru, untuk berkomunikasi dengan pengikut mereka. Interaksi tatap muka tradisional telah diganti dengan media elektronik. E- leadership terutama ditemukan dalam e-business: bisnis yang dilakukan melalui media elektronik terutama melalui internet. E-leadership yang juga disebut kepemimpinan jarak jauh dan itu menggantikan kepemimpinan tradisional karena kemajuan teknologi.

Pemimpin virtual harus berkomunikasi dengan orang-orang melalui media elektronik secara efektif. Padahal tanpa komunikasi tatap muka, sangat sulit untuk memercayai seseorang. Jadi, membangun kepercayaan dengan pengikut dalam komunikasi virtual adalah tantangan besar bagi pemimpin karena komunikasi tatap muka tidak terjadi di antara mereka. Juga sangat sulit bagi pemimpin untuk menginspirasi orang-orang, memotivasi dan mengilhami mereka untuk melakukan pekerjaan dengan baik dalam situasi virtual karena dia tidak dapat melihat reaksi dan ekspresi mereka tentang arahan dan bimbingannya. Kalaupun komunikasi virtual dapat dilakukan secara efektif, pemimpin virtual masih harus berusaha keras mengarahkan dan membimbing orang-orang dari jarak jauh.

Kita masih mengingat dua tahun lebih pandemic menghantam Indonesia, semua sendi-sendi kehidupan lumpuh. Begitu dahsyatnya pandemi Covid-19 telah memberikan akselerasi dan pengaruh terhadap seluruh aspek kehidupan tak terkecuali bidang perpustakaan. Perpustakaan Nasional di tengah masa pandemi waktu itu  terus menyelenggarakan layanan perpustakaan dan informasi sebagai salah satu layanan publik dengan tetap menjaga protokol kesehatan dan mengikuti kebijakan yang ditetapkan Pemerintah. Layanan perpustakaan Perpustakaan Nasional dapat dinikmati masyarakat Indonesia baik tatap muka maupun online. Layanan online Perpustakaan Nasional, yang tidak tergantung dengan buka atau tutupnya Gedung layanan Perpustakaan, memperluas jangkauan layanan ke seluruh wilayah nusantara. Layanan perpustakaan tatap muka dan online Perpustakaan Nasional terus menerus mengalami kenaikan dimana di tahun 2021 mencapai jumlah 15 juta pemustaka merupakan bukti atas rasa hausnya masyarakat akan informasi, demi untuk meningkatkan literasinya.

Foto @Kiki
Foto @Kiki

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun