Buntok, Â - Â "Saya menangis terharu, 2 kali menjalani operasi pasang ring jantung di bilik kanan dan bilik kiri tanpa harus mengeluarkan biaya dan sampai sekarang harus mengonsumsi obat jantung, hipertensi dan diabetes semuanya dijamin oleh JKN-KIS".Â
Begitulah ungkapan dari salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), Theresia (53) kepada Tim Jamkesnews saat ditemui di SMP 1 Dusun Selatan, Buntok Kalimantan Tengah. Jumat (14/9)
Mengawali ceritanya, Theresia yang berprofesi sebagai Guru pendidikan Katolik sejak Tahun 1995 ini menyebut program JKN-KIS merupakan program yang sangat bermanfaat dan kini sebagai penyambung hidupnya.
"Sejak Tahun 2010 saya divonis mengidap penyakit jantung, sudah tidak terhitung lagi berapa kali dirawat di rumah sakit, puncaknya pada Januari 2018 saya merasakan nyeri dada tembus ke punggung dan terasa sakit sampai ke tangan. Saat itu saya dibawa ke IGD rumah sakit Jaragah Sasameh Buntok dan rawat inap selama 4 hari," ucapnya.
Dari pemeriksaan tersebut, kondisi yang dialaminya mengharuskan ia dirujuk ke Rumah Sakit Doris Sylvanus Palangkaraya dan menjalani operasi pemasangan ring jantung.
"Dari hasil diagnosa itu jantung saya malas, gerakannya lemah dan harus dirujuk ke Doris Sylvanus, setelah diperiksa ada 3 penyempitan di pembuluh darah jantung, solusinya harus pasang ring di bilik kiri jantung saya," lanjutnya.
Tak cukup sampai disana, 3 bulan pasca menjalani operasi pertama Ia kembali menjalani operasi pemasangan ring jantung yang kedua.
"Selang 3 bulan kemudian operasi yang kedua harus saya jalani pemasangan ring jantung di bilik kanan, jika harus bayar umum mungkin saya harus berhutang dan belum lunas hutang pertama harus nambah lagi hutang kedua, saya lihat di operasi pertama tagihannya mencapai Rp68 juta dan operasi kedua juga sama besarnya, bukan main Program JKN-KIS luar biasa," ucapnya sambil meneteskan air mata.
Sejak itu, terhitung lebih dari satu tahun Theresia rutin konsumsi obat jantung, hipertensi dan diabetes. Ia juga menceritakan kemudahan kontrol dan pengambilan obat jantung, hipertensi dan diabetesnya melalui Program Rujuk Balik (PRB).
"Dari resep obat yang diperoleh dari dokter spesialis jantung dan salinan resep di fasilitas kesehatan tingkat pertama saya dapat langsung mengambil obatnya di apotek terdekat yang telah kerjasama dengan BPJS Kesehatan, mudah dan tidak perlu antri lagi," jelasnya.
Di akhir perbincangan, Theresia mengucapkan terima kasihnya kepada peserta JKN-KIS lain yang senantiasa dengan penuh kepedulian membantu sesama melalui iuran yang dibayarkan.