Mohon tunggu...
indra sinaga
indra sinaga Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kekancan

29 Maret 2019   20:23 Diperbarui: 29 Maret 2019   20:32 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalian enggak perlu cemas, aku ikhlas kamu sama Vega. Semoga bahagia dan langgeng. Aku juga enggak suka kamu lagi," ucap Kania yang tiba-tiba ada di depan gerbang rumah Sisil.
"A-aku min-ta maaf Kan, aku enggak ada maksud-"
"Diam Sil. Cukup penjelasannya, lo udah terlalu baik sama gue dan mungkin saatnya lo bersikap jahat sama gue. Gue ngerti tapi gue mohon setelah ini lo jangan pernah temuin gue lagi. Anggap kita enggak saling kenal."


Setelah mengucapkan kata tersebut, Okta langsung pergi dari rumah Sisil. Dia tidak peduli dengan Sisil yang meneriaki namanya. 

***

4 bulan berlalu.....

Hubungan persahabatan Okta dan Sisil tidak seperti dulu. Okta tidak ingin membahas masa lalunya itu. Dia ingin melupakan semuanya.

"Kan, udah tau kalo Sisil putus sama Vega?" Ucap Nesya yang menjadi teman sebangku Okta.
"Enggak tau. Emang benar?" Tanya Okta balik.
Okta menganggukkan kepalanya. "Katanya Vega pacaran sama Sisil, karena dia dapat tantangan dari temannya aja."
Okta mengangguk paham. Ia melihat ke arah meja Sisil, wajar saja Sisil tidak masuk hari ini. Tak lama bel pulang berbunyi.

   Okta mengetuk pintu sambil mengucapkan salam. "Eh Okta. Sudah lama enggak mampir ke sini," sapa perempuan itu ramah.
"Hehe.. sibuk sekolah tan, Sisilnya ada tan?" Tanya Okta.
Perempuan itu menampakkan wajah sedihnya. "Dia enggak mau keluar kamar, dia juga enggak mau makan. Kamu bujuk dia yah?" Mohonnya.

   Okta berdiri di depan kamar Sisil. Dia mencoba membuka pintu kamar Sisil. Tapi dikunci.
"Sil buka," ucap Okta.

   Pintu itu langsung terbuka menampakkan wajah gadis yang terlihat sembab. "Okta, aku minta maaf karena udah buat kamu luka. Ternyata dia jahat Ta," ucap Sisil sambil menangis.
"Kamu enggak salah. Itu masalah yang kemarin enggak usah dibahas. Kamu makan dulu," ucap Okta.
Sisil langsung memakan makanan yang dibawa Sisil. Setelah selesai dia langsung menangis kembali sambil menatap Okta.

"Aku salah udah berbuat jahat sama kamu, Okta. Aku siap kalo kamu mau marah sama aku." Sisil menangis tersedu-sedu.
"Kita terlalu bodoh Sil. Persahabatan hancur hanya karena satu cowok. Aku enggak mau itu terjadi lagi. Aku pengen kita tetap sahabatan seperti dulu," tutur Okta lembut.
"Setelah hal jahat yang aku lakuin, kamu masih nganggep aku sahabat kamu?" Tanya Sisil seakan tak percaya.
Okta mengangguk. "Aku maafin kamu. Aku pengen kita jadi sahabat selamanya." Nesya mengarahkan jari kelingking yang dibalas oleh Okta.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun