Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pecinta Alam Kini, Antara Hobi, Selingan, hingga Mata Pencaharian Menjanjikan

4 Agustus 2021   15:18 Diperbarui: 5 Agustus 2021   14:28 2768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rombongan Pecinta Alam yang Tengah Mendaki. Sumber Kompas/ Muhammad Irzal A

Alam memang menawarkan sejuta daya tarik dan kebermanfaatan bagi makhluk hidup. Kita yang tinggal dan besar di Indonesia sangat beruntung memiliki tipografi alam yang beragam seperti laut, danau, gunung, lembah, sungai, bukit, hutan dan lain sebagainya. 

Ada banyak orang memiliki kecintaan untuk mengeksplor keindahan alam dengan tujuan menenangkan diri, mensyukuri karunia Tuhan, menantang diri hingga mencari kepuasan menjelajahi tempat baru. Kecintaan ini melahirkan suatu hobi dan komunitas baru yang dikenal sebagai pecinta alam.

Saya teringat ketika muncul film 5 cm yang mengangkat tentang kisah perjuangan 5 orang menaklukan Gunung Semeru sebagai gunung tertinggi di Jawa. Film ini seakan mengispirasi penonton tentang serunya menjelajahi alam dengan tetap menjaga alam. 

Tidak heran kemunculan film 5 cm melahirkan banyak pecinta alam baru diantara generasi muda termasuk saya. Awalnya saya tidak suka kegiatan alam seperti hiking justru terpanggil untuk melakukan hal sama. Apalagi berkuliah di Malang yang banyak lokasi eksotis dan dekat dengan Gunung Semeru.orld

Kenangan Saat Mendaki Gunung Semeru. Dokumentasi Pribadi
Kenangan Saat Mendaki Gunung Semeru. Dokumentasi Pribadi

Oktober 2013 menjadi momentum awal kecintaan saya menjelajahi alam. Melalui kisah unik, dosen saya memiliki teman yang bergabung dalam komunitas pecinta alam di Bali bermaksud ke Malang untuk mendaki Gunung Semeru. 

Dosen yang tertarik mengajak 3 mahasiswanya termasuk saya untuk gabung pendakian. Seorang teman saya pun mengajak beberapa teman mainnya untuk ikut gabung juga. Proses saling ajak mengajak ini akhirnya terdata 14 orang yang terlibat dalam pendakian. 

Selama 4 hari 3 malam menjadi masa pendakian Gunung Semeru yang sebagian anggota team adalah pendaki pemula. Di sini saya merasakan kebersamaan dan keindahan alam yang luar biasa. Menyelusuri Hutan dan bukit, berkemah di Ranu Kumbolo dan Kalimati, mendaki pasir di lereng Gunung Semeru hingga melihat keindahan matahari terbit (sunrise) dari atas gunung serta melihat keindahan pemandangan yang terbentang dari atas gunung. 

Saya belum mendedikasikan diri sepenuhnya kegiatan pecinta alam sebagai hobi. Baru sebatas kegiatan mengisi waktu senggang dikala waktu libur saja. 

Namun berbeda bagi Guntur, seorang junior saya di kampus. Dirinya menjadikan pencinta alam sebagai hobi dan mata pencaharian. 

Sejak masa SMA hingga saat kuliah, dirinya sudah melalangbuana melakukan pendakian ke beberapa gunung terkenal seperti Gunung Gede Pangrango, Gunung Salak, Gunung Semeru, Gunung Merbabu, Gunung Raung, Gunung Rinjani dan beberapa gunung lainnya.

Ketika ada agenda naik gunung atau camping di alam terbuka, dirinya rela untuk bolos kuliah karena baginya ada ketenangan diri ketika berada di alam. Hal menarik hobinya ini juga memberikan pundi tersendiri baginya. 

"Mas, minggu depan aku nganterin rombongan temanku dari Jakarta untuk daki ke Semeru. Setelah itu dampingi rombongan teman lain ke Gunung Rinjani" Curhatnya padaku

"Lah gak capek hampir tiap minggu daki?"tanyaku saat itu

"Enggak, kan aku dibayar mendampingi mereka itung-itung sekalian refreshing"

Jujur aku baru paham bahwa saat ini ada pecinta alam yang memanfaatkan hobi, pengalaman, dan pengetahuan dirinya untuk menjelajah alam dengan menawarkan jasa pendampingan. Seakan mirip tour guide bila ada turis yang datang ke suatu tempat. 

Sejujurnya pendakian ke tempat yang belum dikuasai alangkah baiknya melibatkan seorang yang paham betul area dan medan wilayah tersebut. Ini menghindari tersesat atau memudahkan pendaki pemula untuk beradaptasi selama pendakian. 

Teman saya ini biasa mendapatkan 300ribu - 1 juta untuk sekali pendampingan. Mengingat saat itu masih berstatus mahasiswa tentu nominal tersebut tergolong lumayan. Tugasnya mendampingi rombongan melewati rute yang benar, membantu mendirikan tenda, atau memberikan pertolongan pertama apalagi ada anggota yang cidera atau sakit. 

Pemandu gunung seakan telah menjadi profesi yang cukup menjanjikan khususnya di area gunung yang telah dikenal publik seperti 7 Summit Dunia, 7 Summit Asia, 7 Summit Indonesia ataupun 7 Summit Jawa. 

Menguntip dari situs Getyourguide.com, ada layanan pemandu wisata Everest yang mematok berbagai fasilitas termasuk pemandu gunung. Paket yang ditawarkan pun ada yang mencapai 21,6 juta per orang. 

Bayangkan jika pemandu tersebut memandu setidaknya 5 orang dalam grup kecil. Maka setidaknya dana yang didapat mencapai 108 juta. Jumlah yang fantastis mengingat lebih besar dibandingkan pekerja kantoran umumnya. 

Tidak heran banyak pecinta alam yang menjadikan hobinya sebagai sumber mata pencaharian atau setidaknya memberikan pundi tambahan. Bahkan ada kelompok atau rombongan memanfaatkan jasa pecinta alam untuk mendampingi.

Ini terjadi pada saya beberapa saat lalu. Maksud hati ingin menjelajahi air terjun tersembunyi di area Bogor. Saya dan rombongan beruntung bertemu dengan seorang pemuda yang memang pecinta alam yang sudah menjelajahi berbagai air terjun tersembunyi di Bogor Raya. 

Berbekal hal tersebut, kami memanfaatkan jasanya untuk mendampingi menelusuri beberapa air terjun. Di akhir penjelajahan, kami memberikan sejumlah uang sebagai ucapan terima kasih. 

Tanpa disadari pengalaman sebagai pecinta alam tentu bisa memberikan manfaat positif seperti bisa mendampingi orang yang bingung saat menjelajah alam.

Apa saja yang melatarbelakangi hal tersebut? 

1. Bisa Menerapkan Harga Teman

Kasus yang diterapkan Guntur, junior saya yang mendampingi rombongan yang dikenal justru menerapkan harga teman. Artinya tidak terlalu memberatkan rombongan karena umumnya yang didampingi kebanyakan anak muda atau mahasiswa. 

Pernah dirinya mendapatkan 300ribu mendampingi 10 orang mendaki ke Gunung Raung. Artinya tiap orang dalam rombongan hanya perlu patungan sebesar 30ribu/orang. Nominal yang tidak besar dan masih terjangkau. 

Bandingkan jika menggunakan jasa pemandu setempat. Kadangkala harga jasa yang diberikan bisa sistem tembak yang diberlakukan per orang. Pengalaman saya saat mengunjungi salah satu tempat wisata. Saya diminta jasa pemandu warga 150ribu per orang. Harga yang cukup lumayan bagi saya dan rombongan. 

2. Pecinta Alam Kalangan Teman Lebih Mudah Berbaur

Kita pasti berharap memiliki pendamping yang supel, ramah dan bisa berbaur dengan rombongan. Apalagi mendaki membutuhkan waktu tracking panjang dan harus menginap sesuai kebutuhan. 

Rombongan tentu akan senang jika pendampingnya bisa membangun suasana apalagi ketika perjalanan terasa melelahkan. Bisa sharing pengalaman dan mungkin membantu jika ada suatu kendala. 

Pendamping jika berusia setara atau sudah dikenal sebelumnya tentu mudah menciptakan suasana menyenangkan dan solid. Topik pembahasan lebih mudah diterima dan dipahami. 

Namun suasana akan berbeda jikalau pendamping belum dikenal atau usianya terpaut jauh. Ada rasa sungkan baik dari rombongan ataupun dari si pendamping. Topik pembicaraan bisa terbatas karena gaya pembahasan anak muda dan orang usia tua pasti berbeda. 

3. Pecinta Alam Memiliki Beragam Pengalaman dari Berbagai Situasi

Tidak dipungkiri jika menggunakan pemandu dari masyarakat lokal pasti mereka paham betul area dan kondisi di area tersebut. Namun bisa jadi jika mengalami situasi kondisi tidak terduga, si pemandu mungkin tidak memiliki pahaman yang cukup. 

Kelebihan jika pemandu berasal dari pecinta alam yang sudah menjelajah banyak lokasi dan medan. Mereka memiliki banyak pengalaman dan mampu mencari solusi terhadap situasi tidak terduga. 

Misalkan seorang rombongan mengalami cedera atau hipotermia. Pecinta alam akan lebih gesit dan paham apa yang perlu dilakukan. Seperti meramu obat dari bahan alami, melakukan upaya penghangatan bagi penderita hipotermia atau menerapkan prosedur Penolongan Pertama Pada Kecelakaan. 

Kemampuan ini tentu karena berbekal pelatihan dasar yang diterima, sharing dengan sesama pecinta alam, belajar dari internet atau berdasarkan pengalaman selama pendakian. 

***

Pecinta alam seakan menjadi kegiatan menyenangkan bagi mereka yang suka tantangan, ingin menjelajah terhadap kondisi alam sekitar serta berusaha mencari ketenangan.

Kini memang pecinta alam telah menjadi hobi menarik di kalangan anak muda namun seiring waktu kegiatan pecinta alam pun memberikan peluang lebih untuk mendapatkan sumber penghasilan tersendiri seperti yang dilakukan junior saya saat kuliah dulu. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun