Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

[Ketahuilah] Kesalahan Dasar Sistem Utang Piutang pada Masyarakat Indonesia

14 Juni 2021   16:47 Diperbarui: 15 Juni 2021   22:50 1359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memberi pinjaman utang| Sumber: Shutterstock/Melimey via Kompas.com

Ada kakak yang meminjamkan sejumlah uang pada adiknya karena percaya adiknya tidak akan tega membohongi si kakak. 

Ada seseorang yang meminjamkan barang kesayangannya pada sahabat karena berlandaskan rasa percaya pada teman yang sudah terjalin bertahun-tahun. Tanpa terduga kepercayaan yang diberikan berbanding terbalik dengan realita kedepannya. 

Adik merasa tidak perlu membayar pinjaman kakak karena mengganggap sebagai saudara harus saling membantu. Sahabat yang enggan mengembalikan barang yang dipinjam karena merasa seharusnya sesama sahabat tidak usah hitung-hitungan dan pelit. 

Kita perlu belajar bahwa sifat manusia itu dinamis artinya bisa berubah setiap saat. Saat ini mungkin bisa dipercaya namun setahun atau beberapa tahun kemudian berubah menjadi sosok yang susah dipegang omongannya. 

Sebaiknya terkait utang-piutang jangan terlalu berlandaskan rasa kepercayaan. Jangan sampai muncul istilah air susu dibalas dengan air tuba. Rasa percaya yang kita berikan dibalas dengan rasa kekecewaan dan penyesalan. 

3. Tanpa ada Jaminan atau Penjamin

Kesalahan lainnya adalah memberikan pinjaman tanpa ada jaminan atau penjamin seandainya kelak utang-piutang menjadi masalah. 

Saya pernah seorang teman meminjam sejumlah uang dan menawarkan handphone-nya sebagai jaminan. Mengingat dirinya adalah teman kerja, saya hanya memegang janjinya saja. 

Ternyata saya menyesal tidak menerima barang jaminan. Teman saya ini selalu ingkar untuk membayar dan masuk kelompok Tarsok alias Bentar dan Besok ketika ditagih.

Dari sini saya belajar alangkah baiknya memang butuh barang jaminan atau setidaknya asa sosok penjamin jikalau ada masalah dikemudian hari. Usahakan barang jaminan mendekati jumlah pinjaman atau lebih setara dengan pinjaman agar kelak jika si pengutang tidak mampu bayar. Kita aman atau setidaknya tidak rugi banyak. 

Adanya barang jaminan atau penjamin juga mampu menguatkan rasa tanggung jawab dari si pengutang untuk melunasi utangnya. Adakalanya kita bertemu dengan sosok yang ketika berutang memasang muka memelas namun ketika ditagih seakan masa bodoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun