Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Saatnya Mengembalikan Identitas Bali Sebagai "Surga Pariwisata"

11 Agustus 2020   19:00 Diperbarui: 13 Agustus 2020   05:36 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tagline Bali di Bandara Ngurah Rai. Dokumentasi Pribadi

Wisata di Alas Harum Bali. Dokumentasi Pribadi
Wisata di Alas Harum Bali. Dokumentasi Pribadi

Hari berikutnya saya mengunjungi Alas Harum Bali yang terletak dekat Ubud. Disini pun wisatawan tidak terlalu banyak. Pengelola wisata bahkan melakukan diskon gila-gilaan dimana tiket masuk normal 100ribu kini hanya 10ribu saja. Bayangkan diskon hingga 90 persen.

Adanya diskon ini membuat saya tertarik berkunjung karena wisata ini tergolong Premium dimana harga tiket masuk dan wahana cukup mahal bagi kantong saya. 

Jika ingin mencoba Sky Bike normalnya harus membayar 150ribu/orang dan Ayunan Bali Swing juga membayar 150ribu/orang. Itu belum termasuk tiket masuk 100ribu. 

Saat saya kesana, diskon hanya 10 ribu untuk masuk dan tiap wahana cukup bayar 35ribu. Ada paketan 100ribu untuk 4 wahana yang disediakan. Namun mengingat diskon ini bersifat sementara, pengunjung diberikan tiket dengan keterangan harga normal meskipun nantinya pengunjung hanya membayar sesuai promo. Ini karena pengelola belum membuat karcis promo.

Selepas dari Ubud, saya menyempatkan diri ke pantai Double Six yang terkenal di Kuta. Disini fenomena berbeda dengan di Ubud justru ramai terdapat wisatawan asing dan domestik. Bahkan kondisi ramai tidak ada penerapan social distancing.

Penggunaan Masker Saat Berwisata. Dok. Pribadi
Penggunaan Masker Saat Berwisata. Dok. Pribadi

Saya berpikir memang susah menerapkan aturan itu mengingat pengunjung seakan cuek terlihat jarak antara satu dengan lainnya berdekatan, banyak yang tidak menggunakan masker dan adanya antrian padat di gerobak penjual bakso dan minuman yang ada disana.

Saya melihat pengunjung ingin melepaskan kepenatan tanpa ada bayang-bayang Korona. Saya akui pun saat itu cuek karena saya menghabiskan waktu melihat sunset dengan 3 orang teman dalam meja persegi. 

Kami sibuk bercengkrama tanpa memusingkan aturan. Intinya kami ingin menghabiskan waktu dengan liburan.

Saya melihat adanya pembukaan wisata di Bali membawa secercah harapan perbaikan sektor ekonomi. Terbukti saat saya ke Bali Zoo, banyak karyawan yang infonya sempat dirumahkan kini bisa bekerja kembali. Pemilik penginapan sudah mulai dipenuhi bookingan dari wisatawan hingga usaha kecil seperti penjual bakso di pantai Double Six mulai bisa tersenyum karena jualannya laris manis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun