Burhan selamat. Meskipun ia harus terbaring selama satu bulan di rumah sakit. Koma dan hilang ingatan. Bertahun-tahun ia tinggal di pusat perawatan mental. Hingga, ia dapat kembali ke masyarakat dan bekerja sebagai tenaga keamanan.Â
Sementara Amelia dan anak gadisnya, Chaca, dinyatakan meninggal di tempat. Jenazah mereka, sempat tersimpan di paviliun tiga sembilan. Namun tidak diketahui pasti. Lokasi pemakaman, dan siapa yang mengambil jenazahnya.
"Amelia," bisiknya lirih.
Dada Burhan seperti terbakar, nafasnya memburu. Kesedihan bergejolak di dalam hati. Orang-orang yang mengenalnya, tak pernah berusaha mengingatkan pada masa-masa suram.Â
Mereka membiarkan ia lupa. Masa lalu, keluarga dan kebahagiaan yang direnggut paksa oleh waktu dan ingatan yang memudar di kepala.Â
Terkadang kenyataan pahit harus ditelan sebagai obat. Daripada harus menyimpan rasa sakit yang dapat muncul tiba-tiba.
**
Cerita ini hanya fiktif belaka, kesamaan nama, tokoh dan tempat hanyalah kebetulan semata.
Indra Rahadian