Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Suster Amelia

3 September 2021   20:34 Diperbarui: 3 September 2021   20:39 1286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi suasana lorong rumah sakit (Foto: Foundry Via Pixabay)

Pintu terbuka, seorang perawat memasuki ruangan gelap. Tangan meraba ke dinding berbedu, mencari tombol saklar untuk menyalakan lampu. Pintu tertutup seketika. Hening. Jerit histeris sayup terdengar. Dan hilang, ditelan kesunyian malam. 

Kamar nomor tiga sembilan. Bangsal perawatan medis, yang sudah tidak digunakan. Dua minggu lalu, ruangan dipugar menjadi gudang. Setelah lama diabaikan dan terbengkalai. Konon, pernah difungsikan sebagai kamar jenazah. 

Karena letaknya yang terpisah dari bangunan utama. Pegawai rumah sakit, biasa menyebutnya paviliun tiga sembilan. Sekilas, tidak ada yang aneh dengan bangunan itu. Namun desas-desus berhembus, penampakan makhluk halus sering terlihat di tempat itu. 

Mitos tentang hantu bernama Amelia, beredar dari mulut ke mulut. Sosok perempuan cantik, tetapi menyeramkan. Kabar burung menyebutkan, sosok itu pernah bekerja sebagai perawat di rumah sakit ini. Biasa terlihat melintas di lorong, pada dini hari menjelang pagi. 

"Burhan, coba kamu chek ke paviliun tiga sembilan!" seru Kepala Satpam. 

"Siap, Ndan!" jawabnya. 

Burhan baru satu bulan bekerja di rumah sakit. Malam itu, adalah tugas jaga malam pertamanya. Dua tahun berprofesi sebagai tenaga keamanan, ia belum pernah sekalipun menyaksikan hal-hal mistis atau kejadian aneh di tempat kerja sebelumnya. 

Pandangan Burhan menatap paviliun tiga sembilan. Menyorot dengan senter dan berjalan ke sekeliling. Memastikan tak ada situasi berbahaya di sekitar. 

Ia berpikir, kenapa ruangan sebagus ini hanya dijadikan gudang. Bukankah lebih bermanfaat, jika dibuat sebagai kamar perawatan. Pasien yang datang sering mengeluh soal ketersediaan kamar. 

Tiba-tiba, Burhan dikejutkan oleh isak tangis gadis kecil. Iapun mencari arah suara. Dan menemukan seorang gadis berumur sekitar enam tahunan, tengah menangis tersedu-sedu di depan pintu. Gadis dengan gaun putih itu terlihat pucat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun