Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Suster Amelia

3 September 2021   20:34 Diperbarui: 3 September 2021   20:39 1286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi suasana lorong rumah sakit (Foto: Foundry Via Pixabay)

Kepala keamanan kaget mendengar ucapan Burhan. Ia menatap penuh kekhawatiran. Dan menduga, ada yang tidak beres dengan perilaku anak buahnya. 

Kian hari, tingkah laku Burhan semakin aneh di mata kepala keamanan. Ia sering terlihat berbicara sendiri di depan pintu paviliun tiga sembilan. Kadangkala bertingkah seolah tengah menggendong anak kecil. Bermain dan tertawa lepas. 

Kekhawatiran itupun, didukung oleh data tentang Burhan yang pernah mendapatkan perawatan mental. Dan kepala keamanan, memutuskan menceritakan hal tersebut kepada kepala rumah sakit, bernama Dr. Gusman. 

Hingga suatu hari, Dr. Gusman meminta Burhan menghadap. Dengan tergesa-gesa, iapun masuk ke ruangan. Rasa penasaran, menghantui. Kesalahan apa yang diperbuat. Padahal tugas dijalankan dengan baik, dan absensi tidak pernah telat.

Mulanya, pembicaraan mengalir biasa saja. Tentang tugas dan suasana kerja. Hingga Burhan bercerita tentang suster Amelia, dan gadis kecil yang tak kunjung sembuh. Raut wajah Dr. Gusman terlihat berbeda. Suasana mulai berubah.

Dr. Gusman meletakkan kacamata dan berdiri di samping Burhan. Ia menyerahkan sebuah map yang berisi daftar karyawan. Dan meminta Burhan membacanya. Setelah itu, Ia menunjukkan daftar pasien rawat inap, melalui layar komputer. 

Burhan kebingungan. Membolak-balik daftar dan tidak menemukan suster bernama Amelia. Iapun menatap layar komputer dan tidak menemukan pasien anak bernama Chaca. Urat lehernya tegang. Keringat dingin mengucur deras. 

Dr. Gusman menarik nafas panjang dan berkata, "Suster dan anak kecil yang kamu lihat, mereka tidak pernah ada di rumah sakit ini." 

Seketika tubuh Burhan bergetar, kepalanya berat seperti tengah ditindih batu. Ia terpaku.  Suster Amelia, dan pasien anak bernama Chaca. Benarkah mereka bukan manusia. Ingatan menyeretnya pada wajah-wajah di masa lalu.

Sembilan tahun lalu, Burhan mengantar Amelia bekerja masuk shift malam. Mereka membawa serta anak gadisnya yang berusia enam tahun. Menikmati perjalanan ke rumah sakit, tempat sang istri bekerja. Seperti biasa, dengan tawa dan canda mesra. 

Nahas sebuah mini bus melaju kencang dari arah berlawanan, menghantam motor yang ditumpangi mereka bertiga. Dan tragedi itu, merenggut kebahagiaan keluarga kecil Burhan seketika. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun