Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Senyum untuk Bapak

25 Juli 2021   11:33 Diperbarui: 1 Agustus 2021   02:12 1764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gondolier memandu gondola di Venesia (gambar: ArtTower Via Pixabay)

Ibu tertawa terbahak-bahak mendengar ucapanku. Dan tawa itu, adalah kerinduan yang tak pernah dapat kuraih kembali. 

"Bapak sudah selesai, ayo berangkat." 

Dan lamunanku selesai. Kedatanganku ke rumah, untuk membawa Bapak pergi berlibur. Menggenapi mimpi yang tertunda bertahun-tahun lamanya.

Meski rasanya tak akan sama. Namun hanya itulah yang dapat ku usahakan, untuk melihat kembali senyuman Bapak. 

Di St. Mark’s Square, Bapak berbincang dengan salah satu gondolier. Dan kamipun akhirnya menyusuri kanal melewati Rialto Bridge. Hatiku lega, beliau tersenyum dan terlihat bahagia. 

"Bapak merasa, ibumu tengah bersama kita."

Hatiku remuk, saat melihat beliau memeluk erat potret mendiang Ibu di dadanya. Bapak menunduk menyembunyikan air mata. Di atas gondola. Hingga isak tangisnya pecah, saat kami tiba di Grand Canal. 

Bila sebuah kisah cinta tak pernah lekang oleh waktu. Begitupun dengan kebaikan dan kasih sayang orangtua yang tak terhingga. 

**

Cerita ini hanya fiktif belaka, kesamaan nama, tokoh dan tempat hanyalah kebetulan semata. 

Indra Rahadian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun