"Iya Mami, sebentar," jawab Vania.
Vania yang baru saja menyelesaikan goresan lipstik pada bibir mungilnya, buru-buru memasukan alat make-up tersebut kedalam tas sekolahnya.
"Lagi apa, sayang?" Panggil Mami Vero kembali, beliau sudah selesai menghidangkan sarapan pagi itu.
"Iya, mami i'm comming," jawab Vania, seraya mencium pipi Mami Vero yang sudah menunggu dimeja makan.
"Vani, besok kamu mau kado apa sayang?" Tanya Mami Vero.
"Vania mau ayah baru, boleh mam?" Jawab Vania, seraya mengambil nasi dari atas meja makan.
"Ngaco ah," ucap Mami Vero pelan.
"Ini ambil, paha ayam spesial untuk anak mami yang cantik," lanjutnya, seraya memberikan sepotong paha ayam keatas piring Vania.
Vania yang menyadari bahwa sang ibu sedang tidak berselera bercanda atau membicarakan tentang sosok ayah, segera mencoba mencairkan suasana.
"Enak mam, kerasa banget rempah-rempahnya gitu," ucapnya, terlihat lahap sekali ia makan.
"Mami ikutin resep Mba Siti Nazar loh, temen arisan mami yang jago masak," jawab Mami Vero antusias.