Raja Negeri pun penasaran dibuatnya, dan berkata, "maksudnya, bagaimana?"
"Saat lepas dari jeratan kami dahulu, ia hanya mencuri pisang dari seorang janda petani," terang Panglima Negeri.
"Meski sebelumnya, pernah beberapa kali kami kurung karena menyerang iring-iringan penduduk dan menyebabkan kematian salah seorang diantaranya," lanjutnya.
"Seberbahaya itukah?" Sang Raja Negeri memastikan.
"Yang lebih berbahaya adalah bunyi yang ditimbulkannya yang mulia," jelas Panglima Negeri.
"Sangat mengganggu dan bisa membuat orang yang mendengar menjadi hilang kesadaran," lanjutnya.
Akhirnya, Raja Negeri bertitah dengan berkata, "segeralah kendalikan, agar rakyat tenang dan tidak ketakutan."
Panglima Negeri pun segera mengirim satu pasukan kecil agar membawa si Raja Kalong menemuinya, untuk kemudian menangkap dan mengurungnya di dalam penjara.
Tibalah pasukan kecil di tempat Raja Kalong bersembunyi, salah satu dari mereka berkata, "menyerahlah, jangan lagi membuat ulah!"
"Aku adalah raja sekarang, teman-temanku kalian tangkap semena-mena dan masih berani kalian ganggu kami pula!" Dengan congkak si Raja Kalong berkata.
"Bagaimana tak ditangkap, bunyinya merusak ketertiban dan mengganggu siapapun yang mendengarnya," jawab pasukan itu.