"Pak Asmaann!?" Kali ini amir memberanikan diri menepuk-nepuk tubuh Pak Asman.
Amir membalik tubuh Pak Asman yang sudah terbujur kaku, tampak wajah yang pucat pasi dengan mulut berbusa dengan kedua bola mata yang melotot, seperti hendak meloncat keluar.Â
Amir tak dapat menahan rasa ngeri dan panik, saat ternyata Pak Asman sudah tidak bernyawa.
"Tolong... Tolong!!!!" Teriak Amir seketika itu juga.
Petugas sipir penjara yang tergesa-gesa datang, langsung melihat pada Pak Asman yang sudah tak bernyawa, kemudian membuka pintu penjara dan berteriak-teriak memanggil petugas lainnya.
Seketika tubuh Amir lemas, matanya menatap kosong pada pintu jeruji besi yang terbuka oleh petugas sipir. Dalam hatinya penuh rasa ketakutan pada rentetan kematian yang seperti tak berhenti mengejar dirinya.
Siang itu,diruang kantor dalam komplek penjara, petugas sipir penjara membawa seorang petugas kepolisian datang bersamanya.
Amir sudah terduduk pada kursi kayu dikantor itu, menatap tamu asing yang datang khusus untuk menemuinya.
"Amir, saya Kapten Trisno" ucap tamu tersebut memperkenalkan diri.
"Kamu kenal siapa yang kirim kamu nasi bungkus?" Kapten Trisno bertanya pada Amir.
"Tidak pak tidak" jawab Amir sambil menggelengkan kepala.