Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pembantaian Manchester United dan Liverpool Mengingatkan Skandal Satu Abad Silam

5 Oktober 2020   12:02 Diperbarui: 5 Oktober 2020   12:10 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paul Pogba (Manchester United) - Virgil van Dijk (Liverpool) - @kjsceskream

Untungnya bagi fan United, selang beberapa jam kemudian rival abadi mereka Liverpool menerima hasil lebih pahit. Melawan Villa di Villa Park, pasukan Juergen Klopp menyerah dengan skor mencolok 7-2.

Hasil ini membuat The Reds mengulang catatan buruk 57 tahun lalu. Liverpool pada April 1963 juga pernah kalah 2-7 dari Tottenham Hotspur.

Bermain di White Hart Lane, The Reds yang saat itu diperkuat oleh Roger Hunt hancur lebur. Tujuh gol kemenangan Spurs dicetak oleh empat gol Jimmy Greaves, dua gol Cliff Jones dan satu gol Frank Saul. Liverpool membalas dua gol lewat aksi Roger Hunt.

Selain itu, menurut catatan Opta, kekalahan telak ini membuat Liverpool menyamai Arsenal yang kalah telak tujuh gol dengan status juara bertahan Liga Inggris. Arsenal mengalami kekalahan tersebut pada September 1953.

Terakhir, kekalahan 2-7 dari Aston Villa ini membuat Virgil van Dijk dkk telah kebobolan sebanyak 11 gol dari 4 pertandingan di Liga Inggris musim ini. Ini catatan gol kebobolan terbanyak sejak 1937-38.

Memori Buruk Satu Abad Silam Dua Tim Merah

Pembantaian dua tim merah dinihari tadi mengingatkan pada skandal yang melibatkan mereka satu abad silam, tepatnya pada 1915. Pada musim itu, United dan Liverpool terlibat skandal pengaturan skor. Kapten Liverpool saat itu yang juga eks pemain United, Jackie Sheldon dituding jadi otak dari praktek jahat ini.

Keinginan untuk melakukan pengaturan skor dilakukan pemain kedua tim karena didorong kegelisahan soal masa depan mereka sebagai pemain. Maklum saja saat itu, Eropa tengah diguncang Perang Dunia I. Suasana ketidakpastian muncul di benak para pesepak bola. Apakah mereka bisa melanjutkan karier di lapangan hijau atau dikirim ke medan perang dan pulang menjadi mayat.

Dikutip dari catatan bbc, sejumlah pemain Liverpool dan United kemudian melakukan pertemuan di pub The Dong and Partridge di kota Manchester. Para pemain membahas pengaturan hasil lag saat kedua tim bermain di laga tandang dan kandang. Tujuannya tentu saja mendapat uang dari rumah judi.

Pemain kedua tim yang ikut dalam pertemuan tersebut adalah Jackie Sheldon, Thomas Fairfoul, Bob Pursell, dan Tom Miller dari kubu The Reds. Dari kubu Red Devils diwakili Sandy Turnbull, Enoch West, dan Arthur Whalley. Dua tim tersebut pada musim itu memang berada di kondisi tidak bagus.

Liverpool berkutat di papan tengah sedangkan United tengah berjuang untuk lolos dari juarang degradasi. Parahnya lagi dua tim ini juga tengah tertekan karena tim tetangga mereka, Everton dan Manchester City berada di kondisi sebaliknya. Everton di pemuncak klasemen, sedangkan City berada di empat besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun