Mohon tunggu...
indira
indira Mohon Tunggu... Lainnya - E-Cerpen

A student of Binus University 2021. Broadcasting major and communication department.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Impenku

12 Juni 2020   09:01 Diperbarui: 12 Juni 2020   09:13 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

INDAH pulang kerumah sehabis latihan karena esok merupakan hari seleksi. Ia membaca surat pemberitahuan dari sanggar didalam kamar, INDAH sedang asyik membaca ketika IBU masuk dan mendapati surat.

Ibu: Pulang malem terus sih ndok, eh surat apa itu ndok?

Indah: Nggak ko bu bukan apa apa.

Ucap Indah sambil menyembunyikan surat itu, Ibu yang merasa penasaran mulai meminta dan agak memaksa kepada Indah. Setelah didapat Ibu langsung emosi terlihat kecewa, marah dan merasa dikhianati.

Ibu: ini apa maksudnya? ohh jadi selama ini koe pulang malem bohong sama ibu,emang apa untungnya kamu jadi penari..

Indah: ini bukan cuma soal INDAH!!! ini soal budaya INDONESIA bu!!

Ibu: peduli apa kamu sama indonesia, apa yang indonesia kasih buat kamu!! sudah IBU bilang IBU gasuka kamu nari-nari, penari itu MURAHAN

Indah: IBU tuh ga pernah ngerti perasaan INDAH! kenapa sih IBU ga pernah mau ngedukung kemauan INDAH jadi penari? Mana ada orangtua yang ga ngedukung cita-cita anaknya?

Indah berlari ke kamar dan langsung membanting pintu sambil menangis. Ibu Indah membiarkannya dan menenangkan diri keluar rumah, ia berjalan sekitar komplek dan mengingat kembali masa lalu yaitu kejadian yang paling dibencinya.

Dahulu ibu Indah adalah seorang pernari tradisional di pinggir jalan, ia seringkali diremehkan, digoda, dipalak dan dilecehkan oleh para lelaki yang ia temui. Ia tidak ingin Indah menjadi sepertinya. Ditengah lamunannya ia melihat orang gila yang biasa di Komplek Perumahannya.

Satpam: Eh kok bengong sih bu, Tuh bu, dulu dia mau jadi penari, tapi dipaksa orangtuanya jadi dokter eh begitu deh jadinya. Jangan deket-deket bu suka galak dia sama ibu-ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun