Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Welas Asih

21 November 2022   11:27 Diperbarui: 21 November 2022   11:38 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dokumentasi Pribadi Proses Pendidikan Welas Asih

            Proses pembelajaran welas asih jika seorang guru memiliki suatu kompetesi kepribadian dan juga memiliki kompetensi sosial. Sehingga seorang guru dapat melihat kejernihan perilaku peserta didik yang memiliki keragaman. Prose penyimpangan yang dilakukan oleh pesrta didik berupa bullying, perundungan dan kekerasan secara verbal maupun non verbal dapat dihindari jika ada proses penyadaran yang dilakukan oleh seorang guru kepada peserta didik dengan pembinaan welas asih.

            Ada beberapa proses pembelajaran welas asih yang dilakukan oleh seorang guru kepada peserta didik. Mendidik dan mengajar serta bergerak dengan hati. Di dalam tuntunan Agama Islam hati berasal dari bahasa Arab bernama Qolbun sesuatu organ kecil yang terdapat di dalam tubuh manusia yang sangat vital keberadannya dalam menentukan amalan yang baik dan buruk. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW. "Ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh ini ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh anggota tubuh, dan jika rusak, maka rusaklah seluruh anggota tubuh. Ketahuilah ia adalah hati." (HR al-Bukhari).

Seorang guru dalam berperilaku pertama kali dengan bersandar kepada hati. Dia dapat menuntun hati seorang guru untuk berpijak dan mengukur kinerja diri sendiri sebelum ditransformasikan kepada peserta didik. Guru dapat memilah suatu amalan yang baik atau buruk dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Sehingga tidak ada pemaksaan dalam mentrasfer suatu ilmu pengetahuan kepada peserta didik.

Dalam tahapaan pembelajaran didalam kelas proses pembelajaran asih dapat disikapi dengan cara pertama dengan mengenal emosi antara peserta didik dengan guru, peserta didik dengan peserta didik. Tahap ini dilakukan didalam awal pembelajaran seorang guru dapat membangkitkan emosi positif peserta didik dengan menggunakan pertanyaan pemantik. Hal itu dilakukan untuk melihat emosi dan pola berfikir kritis dari pemahaman dan pengetahuan peserta didik.

Setelah itu ketika membuat sebuah kelompok seorang guru dapat melibatkan unsur emosi seorang anak untuk dapat berkoloborasi dengan cara bermain dan berhitung kelompok sesuai kesepakatan kelas. Jadikan ketua kelas sebagai orang yang bertanggungjawab dalam memimpin pemilihan kelompok. Pelibatan ketua kelas juga dapat merangsang sikap welas asih dan karakter kepemimpinannya.

Kedua. Unsur berharga dalam membangun karakter peserta didik. Guru yang memiliki sikap welas asih dapat melihat sesuatu unsur yang berharga dari dalam diri peserta didik untuk digali kompetensinya dan meningkatkan literasinya. Dalam hal ini pelibatan kreatifitas peserta didik lebih diutamakan dengan berkoloborasi sesama peserta didik.

Secara bersama peserta didik berkoloborasi untuk berdiskusi membangun kesepahaman terhadap materi ajar yang diberikan. Mereka menggali informasi melalui buku referensi, melalui google, media online dll. Imformasi itu harus ditemukan menjadi sesuatu yang berharga buat kelompok peserta didik dalam merangsang logika berfikirnya. Unsur yang berharga berupa materi ajar yang diberikan dikomunikasikan ke peserta didik yang lain sehingga nanti akan timbul kebermaknaan berupa tanggapan saran dan lainnya.

Guru menilai unsur yang berharga itu sesuai dengan kompetensi materi yang dijelaskan oleh peserta didik. Diberikan ulasan atau pendapat dari guru berkaitan materi yang dibuat sesuai unsur penilaian yang dirancang. Guru pun dapat memberikan motivasi membangun atas tugas yang telah dikomunikasikan.

Ketiga Unsur memaafkan dalam proses dinamikan pembelajaran dalam membangun kesepahaman peserta didik dikuatkan untuk saling memaafkan jika terdapat unsur yang saling bersinggungan. Saling memaafkan berarti membangun sisi positif agar peserta didik untuk dapat menerima gagasan dan ide dari peserta didik yang lainnya. Tidak memaksakan pendapat dalam membangun argumentasinya dan tidak menonjolkan unsur pribadinya dalam melakukan diskusi.

Unsur memaafkan sangat penting dilakukan oleh peserta didik dan guru agar proses pembelajaran dapat bermakna dan berguna. Disinilah pentingnya ada refleksi dalam proses pembelajaran dari seorang guru kepada peserta didk. Sehingga dapat melihat sampai sejauah mana kompetensi peserta didik terlihat dan berani dalam mengungkapkan pendapatnya dalam pembelajaran.

Keempat unsur menikmati peristiwa dalam pembelajaran yang berlangsung didalam kelas. Peserta didik dapat rasa bahagia dalam melakukan proses pembelajaran dengan tidak adanya unsur tekanan dan paksaan. Peserta didik dapat menikmati setiap sesi pembelajaran didalam kelas yang telah dirancang oleh seorang guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun