Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Welas Asih

21 November 2022   11:27 Diperbarui: 21 November 2022   11:38 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dokumentasi Pribadi Proses Pendidikan Welas Asih

                                                                                  

                                                                                  Dalam Kegiatan Keagamaan

Pendidikan Welas Asih

Pendidikan merupakan salah satu cara untuk memberikan pencerahan kepada manusia pada umumya dan peserta didik pada khususnya. Pendidikan yang di dalamnya terdapat pola pengajaran pengetahuan dalam mencerahkan dan menggerakkan setiap potensi yang ada dalam diri peserta didik. Proses pendidikan ada tahap sosialisasi pengenalan perilaku yang dapat diajarkan dan diikuti.

Bapak Pendidikan Nasional Indonesia Ki Hajar Dewantoro pernah menyarankan : Jadikan setiap  orang sebagai guru  dan jadikan  rumah sebagai sekolah. Maksudnya adalah setiap orang tua dapat menjadi seorang guru yang awal bagi putra-putrinya. Orang tua yang mengenalkan pertama kali tentang ajaran agama, mengenalkan tentang bagaimana bertata karma, dan mengenalkan berbicara dan berinteraksi sesaman anggota keluarga.


Guru merupakan tenaga kependidikan yang berasal dari anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Pendidik yang biasa disebut Guru merupakan profesi yang kompleks menantang, sebab tidak mudah menjadi seorang guru karena dituntut pengabdian dan ketekunan.  Harus mempunyai kesabaran dan welas asih dalam menyampaikan pembelajaran, karena guru tidak hanya mendidik, tapi juga mengajarkan  Menjadi Profesi seorang guru merupakan suatu kebanggaan dan kehormatan, dalam sebuah ungkapan guru disebut sebagai "jembatan antara dunia pendidikan dan siswa" kerena seorang guru mempunyai tanggung jawab untuk menjadikan generasi muda bangsa yang lebih hebat. Meskipun mempunyai tanggung jawab yang besar, guru juga mendapatkan pahala atas pengajaran dan dedikasi yang diberikan kepada peserta didik.( Yuza Hauda Mauladani;2020)

Guru dapat mengajarkan dan membuka jendela pengetahuan kepada peserta didik dengan cara yang baik. Membangun keadaban dalam dunia serba maju dan modern. Mengajarkan dan menanamkan adab perlu dikolaborasikan dengan aksi amaliah dari seluruh komponen sekolah. Menghadirkan pola pengajaran di dalam kelas dan sekolah dengan rasa welas asih dari peran guru pada masa saat ini sangatlah penting. Menjadi guru welas asih dapat menghadirkan rasa kasih sayang dan terbangunnya komunikasi dan interaksi yang positif dalam giat sehari-hari di sekolah. Sehingga ada rasa bahagia dan keikhlasan yang dibangun dalam sekolah antara guru dengan siswa.

Ki Hajar Dewantara berbicara mengenai sekolah yang dinamakan dirinya "perguruan" berasal dari perkataan "guru" arti harfiah dari perguruan adalah tempat dimana guru itu tinggal. Kata yang lain dapat diambil kata berguru yang artinya belajar dapat juga dilekatkan pusat study. Bisa dikatakan juga sekolah itu harus menjadi rumahnya guru. Menurut namanya muridlah yang mendatangi gurunya, bukan guru yang pergi kepada muridnya. Seperti ada perkataan "sumur lumaku tinimba" artinya sumber berjalan tempat mengambil air. Dalam seluruh perguruan meliputi semangatnya. (Ki Hajar Dewantara Dewantara, 1977).

Arti Guru Welas Asih

Sekolah menjadi tanam pendidikan karakter dan tumbuhnya budi pekerti dimana didalamnya terdapat keselarasan dan kehormanisan. Terciptanya rasa kasih sayang sesama warga sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, sert peserta didik dapat membangun kepercayaan dan kolaborasi. Hubungan antara sesama warga sekolah bukan sebatas profesioanalitas saja tapi menunjukkan sikap kehumanisan. (Indar Cahyanto; 2022)

Zakiah Daradjat, dkk (2016: 5-6) bahwa pendidikan, dari sisi bahasa Arabnya adalah "tarbiyah", dengan kata kerja "rabba". Sedang dalam bentuk kata bendanya, "rabba" ini juga kita gunakan untuk menyebut nama Tuhan. Sebab Allah SWT juga bersifat mendidik, mengasuh, memelihara, dan mencipta. Ini membuktikan bahwa mendidik merupakan upaya pengasuhan dalam rangka menunaikan misi dakwah sebagai hamba Tuhan yang mulia.

https://www.sekolahguruindonesia.net/serial-sepuluh-kepemimpinan-guru-sahabat-terbaik-siswa/

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no.20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Din Wahyudin dalam tulisannya menjelaskan untuk merajut peradaban bangsa melalui pendidikan dengan metode asah, asih, asuh adalah esensi universal pembelajaran bermakna. Konsep pembelajaran yang bersendikan welas asih dengan dilandasi oleh semangat profesionalism, care and dedication based on love. Tiga aspek ini sangat universal dan membumi. Kata asah atau memahirkan yaitu memberi makna  bahwa dialog pembelajaran yang dibangun guru beserta peserta didik patut dilandasi atas hal  esensial, substantif dan perlu, guna mengusung aspek perolehan pengalaman belajar yang bermakna. Meaningful learning experience. Kata asih atau kasih sayang yaitu mengedepankan dialog pedagogis yang dibangun guru kepada peserta didik  dilandasi atas dasar profesionalisme dan cinta kasih.. Kasih sayang sepenuh hati  dalam merawat   peserta didik inilah sering disebut nurturing love. Kata asuh atau membimbing lebih dimaknai bahwa kegiatan pembelajaran lebih bercirikan pada aspek bimbingan. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing peserta didik ke arah yang lebih baik.(Din Wahyudin; 2022).

Guru yang baik hati dan perhatian kepada peserta didik akan menunjukkan keinginannya untuk memiliki hubungan yang sifatnya interaktif dan komunikatif Guru juga mengatakan hal-hal yang mendorong peserta didik mencapai apa yang mereka inginkan dan dikendakinya sambil mencoba membantunya. Proses komunikasi yang baik dalam proses pembelajaran memberikan dampak terbangunnya interaksi positif dalam diri peserta didik.

Guru menunjukkan welas asih ketika melakukan pengajaran didalam kelas dan luar kelas bahasa yang digunakan, dan cara berinteraksi dengan peserta didik lebih menunjukkan sifat humanisme. Artinya sudah semestinya bersifat kasih sayang, termasuk dengan mendemonstrasikan perilaku yang mereka ajarkan kepada peserta didik. Tak ada perbedaan perlakuan kepada peserta didik semua dilayani sama dan setara. Proses hukuman pun juga sesuai dengan yang sudah disepakti bersama antara sekolah dengan peserta didik melalui orangtua wali.

Sehingga Saat ini guru pun bukan sebatas transfer pengetahuan semata tetapi juga berperan sebagai transfer pembiasaan dan membangun karakter peserta didik.Sebagai contoh hampir disebagian  besar sekolah proses pembiasaan dilakukan dengan cara beribadah bersama, makan bersama, olahraga bersama. Kegiatan secara bersama dalam satu waktu dengan landasan asah asih dan asuh memberikan hal yang positif menghindari tindak penyimpangan peserta didik.

Proses guru welas asih ditunjukkan ketika ada peserta didik yang tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan makan mereka. Maka kami berinisiatif bersama koloborasi dengan seluruh komponen warga sekolah untuk memberikan sumbangan yang dikumpulkan melalui Dewan Kemakmuran Masjid. Kemudian disalurkan kepada peserta didik yang berhak menerima santunan makan siang gratis. Dapat juga melalui gerakan sedekah yang dilakukan pada hari Jumat dengan mengumpulkan makanan dan minuman sebagai gerakan jumat berkah.

Menjadi welas asih secara profesional tergantung pada kemampuan untuk membangun hubungan baik serta keterampilan interpersonal yang mencerminkan pemahaman diagnostik guru dalam memahami kepercayaan diri, motivasi, dan kemampuan akademis murid mereka. Guru yang baik hati membangun kepercayaan, memberi dorongan yang tepat, bijaksana, dan dapat membedakan setiap aspek kemampuan mereka dengan cara yang memancarkan kasih sayang serta menghargai individu.(Nan Bahr:2021)

Pembelajaran Guru Welas Asih

            Dalam merancang pola pembelajaran dalam kelas guru yang memiliki welas asih harus mampu dan memahami karakter peserta didik. Pola pembelajaran dirancang dengan pendekatan sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar peserta didik. Karena pada esensinya setiap peserta didik memiliki nilai dan karakter yang berbeda-beda. Oleh karena itu Penguasaan utuh atas pengetahuan yang menyangkut materi ajar (kompetensi profesional) disertai dengan kecakapan mengembangkan metodologi pembelajaran (kompetensi pedagogik), kompetensi sosial dan kepribadian.

            Proses pembelajaran welas asih jika seorang guru memiliki suatu kompetesi kepribadian dan juga memiliki kompetensi sosial. Sehingga seorang guru dapat melihat kejernihan perilaku peserta didik yang memiliki keragaman. Prose penyimpangan yang dilakukan oleh pesrta didik berupa bullying, perundungan dan kekerasan secara verbal maupun non verbal dapat dihindari jika ada proses penyadaran yang dilakukan oleh seorang guru kepada peserta didik dengan pembinaan welas asih.

            Ada beberapa proses pembelajaran welas asih yang dilakukan oleh seorang guru kepada peserta didik. Mendidik dan mengajar serta bergerak dengan hati. Di dalam tuntunan Agama Islam hati berasal dari bahasa Arab bernama Qolbun sesuatu organ kecil yang terdapat di dalam tubuh manusia yang sangat vital keberadannya dalam menentukan amalan yang baik dan buruk. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW. "Ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh ini ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh anggota tubuh, dan jika rusak, maka rusaklah seluruh anggota tubuh. Ketahuilah ia adalah hati." (HR al-Bukhari).

Seorang guru dalam berperilaku pertama kali dengan bersandar kepada hati. Dia dapat menuntun hati seorang guru untuk berpijak dan mengukur kinerja diri sendiri sebelum ditransformasikan kepada peserta didik. Guru dapat memilah suatu amalan yang baik atau buruk dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Sehingga tidak ada pemaksaan dalam mentrasfer suatu ilmu pengetahuan kepada peserta didik.

Dalam tahapaan pembelajaran didalam kelas proses pembelajaran asih dapat disikapi dengan cara pertama dengan mengenal emosi antara peserta didik dengan guru, peserta didik dengan peserta didik. Tahap ini dilakukan didalam awal pembelajaran seorang guru dapat membangkitkan emosi positif peserta didik dengan menggunakan pertanyaan pemantik. Hal itu dilakukan untuk melihat emosi dan pola berfikir kritis dari pemahaman dan pengetahuan peserta didik.

Setelah itu ketika membuat sebuah kelompok seorang guru dapat melibatkan unsur emosi seorang anak untuk dapat berkoloborasi dengan cara bermain dan berhitung kelompok sesuai kesepakatan kelas. Jadikan ketua kelas sebagai orang yang bertanggungjawab dalam memimpin pemilihan kelompok. Pelibatan ketua kelas juga dapat merangsang sikap welas asih dan karakter kepemimpinannya.

Kedua. Unsur berharga dalam membangun karakter peserta didik. Guru yang memiliki sikap welas asih dapat melihat sesuatu unsur yang berharga dari dalam diri peserta didik untuk digali kompetensinya dan meningkatkan literasinya. Dalam hal ini pelibatan kreatifitas peserta didik lebih diutamakan dengan berkoloborasi sesama peserta didik.

Secara bersama peserta didik berkoloborasi untuk berdiskusi membangun kesepahaman terhadap materi ajar yang diberikan. Mereka menggali informasi melalui buku referensi, melalui google, media online dll. Imformasi itu harus ditemukan menjadi sesuatu yang berharga buat kelompok peserta didik dalam merangsang logika berfikirnya. Unsur yang berharga berupa materi ajar yang diberikan dikomunikasikan ke peserta didik yang lain sehingga nanti akan timbul kebermaknaan berupa tanggapan saran dan lainnya.

Guru menilai unsur yang berharga itu sesuai dengan kompetensi materi yang dijelaskan oleh peserta didik. Diberikan ulasan atau pendapat dari guru berkaitan materi yang dibuat sesuai unsur penilaian yang dirancang. Guru pun dapat memberikan motivasi membangun atas tugas yang telah dikomunikasikan.

Ketiga Unsur memaafkan dalam proses dinamikan pembelajaran dalam membangun kesepahaman peserta didik dikuatkan untuk saling memaafkan jika terdapat unsur yang saling bersinggungan. Saling memaafkan berarti membangun sisi positif agar peserta didik untuk dapat menerima gagasan dan ide dari peserta didik yang lainnya. Tidak memaksakan pendapat dalam membangun argumentasinya dan tidak menonjolkan unsur pribadinya dalam melakukan diskusi.

Unsur memaafkan sangat penting dilakukan oleh peserta didik dan guru agar proses pembelajaran dapat bermakna dan berguna. Disinilah pentingnya ada refleksi dalam proses pembelajaran dari seorang guru kepada peserta didk. Sehingga dapat melihat sampai sejauah mana kompetensi peserta didik terlihat dan berani dalam mengungkapkan pendapatnya dalam pembelajaran.

Keempat unsur menikmati peristiwa dalam pembelajaran yang berlangsung didalam kelas. Peserta didik dapat rasa bahagia dalam melakukan proses pembelajaran dengan tidak adanya unsur tekanan dan paksaan. Peserta didik dapat menikmati setiap sesi pembelajaran didalam kelas yang telah dirancang oleh seorang guru.

Proses metode pembelajaran pun dapat berubah setiap waktu sesuai dengan bahan ajar dibuat. Guru tidak menoton dalam mengajar dan menyampaikan pembelajaran didalam kelas. Variasi pembelajaran dalam kelas dapat memberikan rangsangan positif kepada peserta didik untuk dapat belajar memahami pembelajarannya.

Keempat unsur diatas : (1) Mengenal emosi, (2) Aku berharga, (3) Aku memaafkan, dan (4) Menikmati peristiwa juga senada dengan artikel yang dibuat oleh Hidayati farida dkk dalam artikelnyaa menjelaskan bahwa Sesi 1 dan 2 merupakan aplikasi dari pembelajaran kebaikan pada diri self-kindness. Pada sesi ini anak diajak bersama untuk belajar memahami emosi yang dimiliki, menerima, dan mengekspresikannya secara tepat. Melalui sesi ini anak diharapkan dapat meningkatkan keterampilan regulasi emosi melalui rasa sayang terhadap dirinya. Selanjutnya sesi 3 merupakan implementasi dari konstruk common humanity, di mana anak diajak untuk menyadari bahwa setiap individu sejatinya adalah sama. Semua memiliki emosi yang beragam yang mungkin juga pernah dirasakan oleh diri sendiri. Dengan belajar memahami emosi orang lain, anak akan mampu memaafkan juga kesalahan orang lain. Bahwa ketika orang lain berbuat kesalahan seperti mengungkapkan ekspresi emosi secara tidak tepat, dimungkinkan orang tersebut sedang tidak mampu mengelola emosinya. Selain itu, anak juga diajak belajar memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh diri sendiri pada sesi ini. Pengalaman dan pembelajaran memaafkan diri sendiri semakin membantu anak untuk dapat memaafkan perilaku orang lain. Terakhir sesi 4, sesi "Menikmati Peristiwa" adalah aplikasi dari konstruk kesadaran mindfulness dari welas asih diri. Melalui sesi ini anak diajak untuk belajar menikmati pengalaman di sini dan saat ini. Anak juga diajak untuk lebih menyadari dan menikmati pengalaman melalui peningkatan kepekaan terhadap apa yang ditangkap oleh panca indera apa adanya.(Hidayati Farida;2019)

Penutup

Guru welas asih dapat membuat anak memiliki tangung jawab, membuat mereka senang dan bahagia. Kehebatan olah pikir dan rasa lebih dihargai secara berlebihan daripada kebaikan. Pola pembelajaran di dalam kelas harus diubah dengan pola rasa syukur, keterlibatan dan koloborasi sesama peserta didik,  Kemudian menemukan, memberikan makna  pembelajaran didalam kelas dengan pengalaman yang didapat peserta didik. Tidak melulu Prestasi atau Pencapaian berupa nilai yang bagus bisa juga prestasi didapat dari olahraga seni perubahan perilaku yang baik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun